- Kita pantas berterima kasih atas dedikasi dan perjuangan Ibu Sri Bebassari, terutama dibidang persampahan.
envira.id, Jakarta – Tokoh lingkungan yang dijuluki “Ratu Sampah Indonesia”, Sri Bebassari tutup usia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, pada Kamis, 15 Mei 2025.
Rencananya, jenazah almarhumah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Utan Kayu, Jakarta, pada Jumat, 16 Mei 2025.
Bu Enci, sapaan sayang Bu Sri Bebassari, dikenal luas sebagai pionir dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Ia merupakan pendiri Indonesia Solid Waste Association (InSWA) dan tokoh penting di balik lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Lahir di Bandung pada 28 Juni 1949, Sri telah mengabdikan hidupnya untuk isu lingkungan sejak awal 1980-an. Tragedi longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, pada 21 Februari 2005, yang menewaskan lebih dari 150 orang, menjadi titik balik perjuangannya dalam mendesak pembaruan regulasi pengelolaan sampah nasional.
Selain aktif sebagai akademisi dan konsultan, Sri juga dikenal kritis terhadap praktik open dumping dan mendorong penggunaan sistem sanitary landfill di berbagai daerah. Ia konsisten mengusung pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan sampah—mencakup aspek hukum, kelembagaan, pendanaan, teknologi, hingga perubahan budaya masyarakat.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi komunitas lingkungan dan masyarakat luas. Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap 21 Februari menjadi momen penting untuk mengenang jasa-jasa almarhumah dalam memperjuangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih adil dan berkelanjutan di Indonesia.
Kabar berpulangnya Ibu Sri Bebassari segera menyebar di grup-grup WhatsApp pegiat lingkungan di berbagai kota. Ucapan duka cita, doa, dan rasa kehilangan mengalir tiada henti sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan perjuangannya untuk lingkungan yang lebih baik. Selamat jalan Bu Enci.
Penulis: Eni Saeni
 
										