Coaching Clinic Permen LHK P.75, Kolaborasi GIZ dan IPRO dengan KLHK Percepat Pengurangan Sampah Nasional

oleh Envira ID
  • Hingga Mei 2023, sudah ada 42 produsen yang mengirimkan dokumen pengurangan sampah dan diantaranya sudah dalam tahap implementasi. Tahun ini diharapkan sebanyak 408 produsen akan menyelesaikan dokumen perencanaan peta jalan pengurangan sampah. 

envira.id, Jakarta Deutsche Gesellshaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) 3RproMar Indonesia dan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar diseminasi dan coaching clinic Peraturan Menteri (Permen) LHK P.75/2019 tentang membuat Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen di Hotel Pullman, Jl. Thamrin, Jakarta,  Senin, 15 Mei 2023. Tujuannya adalah untuk mempercepat pencapaian target nasional  pengurangan 30% sampah pada 2029.  

Direktur Pengurangan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah B3 (PSLB3) KLHK Vinda Damayanti dalam  kata sambutannya  menyatakan, Permen LHK  P.75 merupakan kerangka hukum dan penerapan sirkular ekonomi dalam penanganan sampah di Indonesia.  

Diantaranya, Permen  ini mengatur phase out secara bertahap hingga akhir 2029 mulai dari meredesain kemasan, penarikan dan pemanfaatan kembali sampah kemasan.  Total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton, dimana 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton disumbang oleh sampah plastik. Sumbangan sampah plastik itu mengalami peningkatan setiap tahunnya. 

“Saya berharap melalui Permen ini, pelaku usaha  tidak menjadikan beban, tapi justru membuka peluang dan tantangan tentang bisnis berkelanjutan yang menyelaraskan people dan planet. Saya yakni, hanya bisnis berkelanjutan yang akan bertumbuh di masa depan,” kata Vinda melalui rekaman yang ditampilkan di layar screen pada acara tersebut. Direktur Vinda tidak hadir karena ada kegiatan lain.  

Ia menjelaskan, berdasarkan data KLHK, sudah ada 42 produsen yang mengirimkan dokumen pengurangan sampah dan diantaranya sudah dalam tahap implementasi. Tahun ini diharapkan sebanyak 408 produsen akan menyelesaikan dokumen perencanaan peta jalan pengurangan sampah. 

“Kegiatan hari ini adalah bagian dari proses percepatan  penyelesaian dokumen tersebut, ” kata Vinda.

Kasubdit Tata Laksana Produsen KLHK Ujang Solihin Sidik saat menjadi narsum acara diseminasi Permen LHK P75.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Tata Laksana Produsen pada Dirjen Pengurangan Sampah dan Limbah B3 KLHK Ujang Solihin Sidik menjelaskan berdasarkan Resolusi PBB 5/14, polusi akibat sampah plastik  sudah mencapai tingkat tinggi dan meningkat secara cepat pada ekosistem daratan dan lautan sehingga mengancam lingkungan hidup, sosial dan pembangunan ekonomi. 

Oleh karena itu, lanjut dia, Permen LHK P.75 yang menjadi pedoman bagi produsen dalam membuat peta jalan pengurangan sampah sejalan dengan pendekatan full lifecycle plastic mulai dari mendesain ulang  produksi,  distribusi, konsumsi, paska konsumsi, dan guna ulang serta daur ulang paska konsumsi. 

“Implementasi Permen P.75 ini dapat mendorong penerapan circular economy dalam mengakhiri polusi  plastik  sekaligus juga mendorong percepatan pencapaian target nasional pengurangan 30% sampah plastik dan penanganan 70% sampah ,” kata Uso sapaan akrab Ujang Solihin saat menjadi narasumber acara tersebut. 

Kegiatan itu diikuti oleh 81 peserta berasal dari perwakilan perusahaan brand owner, perusahaan makanan dan minuman, serta ritel serta asosiasi. Acara dimulai dengan diseminasi Permen LHK P.75/2019 yang dilanjutkan dengan coaching clinic yang dibagi dalam empat kelas. Pembagian kelas itu berdasarkan perusahaan yang belum, sedang atau sudah membuat laporan peta jalan pengurangan sampah. 

General Manager IPRO Zul Martini Indrawati menjelaskan untuk mencapai target nasional pengurangan sampah, perlu didorong dengan kolaborasi multipihak dalam  penanganan sampah kemasan. Dengan kolaborasi maka produsen mendapatkan keuntungan antara lain, sampah kemasannya ditangani secara end to end. 

“Kami bekerja sama dengan perusahaan sektor pengumpulan dan pabrik daur ulang, mengembalikan sampah kemasan menjadi kemasan atau produk lain yang tentunya memiliki nilai tambah bagi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” kata Martini. 

Ia menjelaskan IPRO sejak berdiri pada 2021 hingga sekarang telah melakukan pengumpulan enam material sampah kemasan plastik dan kertas, mulai dari material  PET, HDPE, UBC, PP, MLP, dan PE. Model bisnis yang dilakukan Lembaga independen ini adalah dengan mengajak lebih banyak perusahaan menjadi anggota dan berkomitmen untuk menangani sampah.

IPRO menjalankan skema insentif kepada mitra untuk meningkatkan pengumpulan dan pendauran ulang sesuai target dari produsen, selaku anggota. Laporan pengumpulan dan pendauran ulang tersebut kemudian digunakan oleh anggota untuk membuat laporan dokumen peta jalan pengurangan sampahnya. 

“Kami yakin semakin banyak produsen yang berkomitmen melaksanakan peta jalan, maka target nasional penanganan sampah dapat terpenuhi,” ucap Martini. 

Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 hingga 16.00 WIB itu berlangsung dinamis. Perwakilan perusahaan sangat antusias bertanya tentang masalah yang dihadapi. Para fasilitator dari KLHK menjelaskan secara detail bagaimana proses membuat perencanaan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. 

“Dengan mengikuti coaching clinic ini, kami menjadi semakin paham bagaimana mencari solusi dan mengatasi hambatan atau kendala yang selama ini kami hadapi dan kami pikirkan. Ke depan, kami berharap agar kegiatan ini dapat digelar lagi dengan industri yang lebih spesifik,” kata Renny, perwakilan dari Suntory Garuda Beverage.

Penulis: Eni Saeni 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?