- Indonesia telah menetapkan target penangan sampah berupa pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan sampah sebesar 70 persen pada 2025.
envira.id, Jakarta–Pemerintah terus mengajak produsen untuk bersinergi mengatasi masalah sampah yang terus mengalami lonjakan bila tidak ditangani secara bersama.
Imbauan ini sampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lewat Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati di Jakarta, Senin (7/10).
Ia mengingatkan, jika masyarakat termasuk produsen bekerja secara business as usual atau biasa-biasa saja dengan kumpul angkut buang, tidak ada pengurangan, tidak ada pemilahan, maka sampah plastik komposisinya akan meningkat dua kali lipat.
“Dari 19,21 persen di 2023 maka akan menjadi 38,42 persen pada 2050. Tapi mirisnya untuk bahan baku daur ulang kita masih juga impor dari negara lain,” tandasnya.
Ia mengingatkan kembali, Indonesia telah menetapkan target penangan sampah berupa pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan sampah sebesar 70 persen pada 2025.
Untuk mencapai itu, tegas Vivien, mendorong sinergi antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan pengelolaan sampah di Indonesia yang lebih baik, didukung aturan perundang-undangan.
“Kita punya slogan sampahku adalah tanggung jawabku, maka sampah yang kita hasilkan adalah menjadi tanggung jawab kita sendiri,” katanya mengingatkan.
Atas alasan itulah ada program Extended Producer responsibility (EPR) atau tanggung jawab produsen diperluas yang tertuang dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Data KLHK sampai Agustus 2024 menyebut, dari 556 produsen yang menerima bimbingan teknis dari KLHK sebanyak 95 produsen sudah memiliki akun untuk menyusun peta jalan pengurangan sampah, 52 diantaranya sudah mengirimkan dokumen peta jalan tapi belum mendapatkan persetujuan dan 21 produsen sudah menerima persetujuan serta siap melaksanakan.
Terdapat juga 20 produsen yang sudah melaksanakan peta jalan pengurangan sampah dan berhasil mengurangi sekitar 127 ribu ton timbulan sampah pada 2023.
“Kami meminta kepada produsen yang ditargetkan dalam aturan itu yaitu manufaktur, jasa makanan dan minuman serta ritel, untuk segera menyusun peta jalan untuk menekan timbulan sampah plastik sekali pakai,” katanya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto