- Penggunaan air bisa ditekan hingga 30 persen dengan menerapkan sistem daur ulang.
envira.id, Jakarta–Masjid Istiqlal kini menyandang status sebagai rumah ibadah ramah lingkungan. Salah satu alasannya karena masjid terbesar di Asia Tenggara ini memperkenalkan keran air beraliran rendah dengan sistem daur ulang air.
“Ini memangkas penggunaan air masjid hingga 36 persen,” kata Peneliti Pusat Riset Agama dan Kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kustini dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/10).
Atas kemajuan ini, lanjut dia, Masjid Istiqlal memperoleh penghargaan Excellence in Design for Green Efficiencies (EDGE). Yang membanggakan, masjid ini juga menjadi masjid pertama di dunia yang mendapat predikat sebagai rumah ibadah ramah lingkungan atau green building.
Selain Masjid Istiqlal, penerapan ramah lingkungan juga diterapkan oleh masjid lainnya, seperti Masjid Jami’ Al Ilham di Kabupaten, Pati, Jawa Tengah.
Di tempat ini, kata dia, rumah ibadah ini menampung air hujan dan air wudu untuk pengairan sawah dan kebun wakaf di sekitar masjid.
Masjid lainnya, sambung dia, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya yang memasang 24 panel surya dengan kapasitas produksi listrik sekitar 40 kWh/hari.
Dikatakan Kustini, SK Dirjen Bimas Islam Nomor 463 Tahun 2024 tentang Juklak Masjid Ramah menyebutkan penerapan kriteria masjid ramah dalam aspek pola pikir (mindset), keterampilan (skillset), ekosistem, maupun sarana prasarana (toolset).
Lebih jauh Kustini mengatakan, terdapat lima penggolongan jenis masjid ramah, yaitu masjid ramah anak dan perempuan, ramah difabel dan lansia, ramah lingkungan, ramah keragaman, serta ramah musafir dan dhuafa.
“Penerapan masjid ramah lingkungan berpedoman pada aspek idarah (manajemen masjid), imarah (memakmurkan masjid), dan riayah (pemeliharaan masjid),” terang dia. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto