- Membentuk ekosistem mangrove menjadi sangat penting, mengingat Indonesia merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia sehingga rentan terhadap perubahan iklim.
envira.id, Jakarta—Pemerintah terus berkomitmen untuk memperluas area tutupan lahan mangrove di Indonesia. Mengambil momentum World Wetlands Day atau Hari Lahan Basah Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanam 30 ribu bibit mangrove di lahan 10 Ha di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Bersama para mitra—salah satunya Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun—penanaman bibit mangrove tidak hanya memfokuskan penanaman di Desa Auk Garut, tetapi juga daerah lain di Tapanuli Utara, seperti Kelurahan Kalangan, Kelurahan Kalangan Indah, dan Desa Aek Sitio-tio di Kecamatan Pandan.
Dalam keterangannya, KLHK menyebut, bibit yang disiapkan adalah bibit lokal jenis rhizophora berusia 4-6 bulan di persemaian. Tinggi bibit adalah 50-80 centimeter. Jarak tanam bibit 1×3 meter, tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2-3 bulan, sedangkan durasi pemeliharaan 2 tahun dan dapat diperpanjang.
Pembentukan ekosistem mangrove menjadi penting dilakukan. Sebab, Indonesia yang merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021, luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai lebih kurang 3,3 juta hektar. Tidak hanya menanam mangrove, KLHK bersama mitra menyemai bibit kerang sebanyak 20.000 bibit yang kondisinya sehat dan segar.
Seperti dikatakan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan aksi tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian 20.000 bibit kerang akan menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature. Selain itu, ini juga sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia.
Yang tidak kalah pentingnya adalah giat aksi tanam mangrove membuka peluang meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan menjadikan daerah mangrove sebagai ekowisata. ()
Penulis: Ahmadi Supriyanto