Ajakan Pilah Sampah Harus Dibarengi Penyediaan Sarana dan Prasarana

oleh Eni Saeni
  • Pemerintah dan produsen bersama-sama mengedukasi masyarakat untuk peduli sampah. 

envira.id,  Tangerang Selatan – Pemerintah hendaknya menyediakan sarana dan prsarasara untuk mengelola sampah. Sebab, dalam banyak kasus, masyarakat sudah memilah sampah organik dan an-organik, tetapi kembali dicampur lagi oleh petugas kebersihan.

Bendahara Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), Diana Sulaiman,  menegaskan hal itu saat menjadi narasumber  terkait edukasi pilah sampah kepada masyarakat di  Bazzar UMKM dan Garage Sale, yang  diselenggarakan oleh  Majelis Taklim Qonita berkolaborasi dengan Bank Sampah Jaya Dana Kirti, di kawasan De Latinos, Bumi Serpong Damai (BSD) ,Tangerang Selatan,  Minggu 4 Desember 2022. 

Dalam event  yang diikuti pelaku UMKM, bank sampah, hingga  pendaur ulang itu, Diana menyatakan, edukasi masyarakat untuk memilah sampah harus diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga sampah dapat tertangani dengan baik.

Menurut dia, masih banyak  daerah yang minim sarana dan prsarana sehingga pengelolaan sampah tak maksimal. “ Misalnya warga sudah memilah sampah,  tetapi  pilahan sampah itu dicampur lagi saat  diambil petugas kebersihan. Ini  PR kita bersama,” kata Diana kepada Envira.id. 

Padahal, tambah  Diana, industri daur ulang siap  menerima sampah an-organik yang sudah terpilah “Saat ini, banyak pabrik daur ulang kekurangan sampah an-organik dan mereka terpaksa mengimpor bahan baku tersebut dari luar negeri,” ujar dia.

Diana  menjelaskan, Undang-undang No.18 Tahun 2008  tentang Pengelolaan Sampah mengatur setiap individu,  pemerintah, produsen dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mengelola  sampah. 

Sementara  dalam Permen LHK P75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, dimana  produsen diwajibkan mengelola sampah kemasan yang dihasilkannya.

IPRO, tambah  Diana, hadir untuk  membantu produsen  melaksanakan kewajibannya mengelola sampah kemasan pasca konsumsi.

“Model bisnis IPRO adalah dengan memberikan  insentif kepada pengelola sampah, mulai dari TPS3R, bank sampah, TPST, hingga Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan pihak swasta,” katanya.

Pelaku UMKM dan bank sampah ajak masyarakat, produsen dan pemerintah bersama tangani sampah.

Hadir pada acara tersebut adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Wahyunoto Lukman, Ketua DPRD Tangerang Selatan Abdul Rasyid, Ketua Bank Sampah De Latinos Helda Fachri, para pelaku UMKM serta pengelola sampah Kami Box dan perusahaan  daur ulang Eco Touch.   

“Kami mengapresiasi kegiatan yang kontennya membangkitkan semangat semua pihak untuk peduli sampah. Karenanya kami juga mendorong kehadiran bank sampah yang begitu dekat dengan masyarakat  untuk mengedukasi pilah sampah dari sumbernya,” kata Wahyu sapaan akrab Kadis LH. 

Wahyu juga sangat berterima kasih IPRO sudah hadir di acara tersebut untuk berbagi pengetahuan tentang  pengelolaan sampah. “Pemerintah  butuh bantuan semua pihak terutama  IPRO untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat dan produsen untuk menangani sampah lebih baik,” kata Wahyu. 

Sementara itu, Ketua Bank Sampah Jaya Dana Kirti Helda Fachri berharap Pemerintah dan produsen bersama-sama mengedukasi masyarakat untuk peduli sampah. “Produsen dapat merangkul bank sampah karena mereka turut serta mengumpulkan sampah kemasan sedangkan  Pemerintah dapat mendorong  kualitas pelayanan pengelolaan sampah yang optimal,” kata Helda.

Reporter : Adriana Prakusa, Agung Setiawan

Foto        :  Hendri Kurniawan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?