- Produsen kosmetik ini menargetkan mengurangi intensitas penggunaan MLP dan beralih ke material yang 100 persen dapat didaur ulang pada 2030 dan meningkatan pengumpulan sampah plastik hingga 26 persen pada 2025.
envira.id, Jakarta – L’Oreal Indonesia bergabung dengan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) untuk mempercepat penanganan sampah kemasan, terutama sampah plastik PP (Polypropilene) dan sampah sachet berbahan multilayer plastic (MLP).
“Kami ingin turut mengembangkan infrastruktur daur ulang plastik PP dan MLP yang masih rendah tingkat pengumpulannya,” kata Corporate Responsibility Director L’Oreal Indonesia, Mohamad Fikri, dalam konferensi pers L’Oreal for the Future di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2022.
Fikri menuturkan, pihaknya menargetkan mengumpulkan 168 ton PP dan 126 ton MLP per tahun. Titik pengumpulan tersebar di berbagai daerah antara lain di Jawa Timur dan Bali.
Sebenarya L’Oreal Indonesia telah bergabung ke IPRO pada Oktober 2022, namun manajemen perusahaan kosmetik itu baru mempublikasikannya kepada media pada 6 Desember 2022.
Komitmen L’Oreal Indonesia untuk menangani sampah kemasan juga ditunjukan dengan penyusunan peta jalan pengurangan sampah yang dilaporkan kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
“Kami menjadi salah satu dari 40 perusahaan yang sudah submit peta jalan (pengurangan sampah) ke KLHK,” ujar Fikri.
Produsen kosmetik ini menargetkan mengurangi intensitas penggunaan MLP dan beralih ke material yang 100 persen dapat didaur ulang pada 2030 dan meningkatkan pengumpulan sampah plastik hingga 26 persen pada 2025.
“Dengan melakukan semua itu, kami mengurangi penggunaan virgin plastic hingga 78 persen pada 2025. Tujuan L’Oreal adalah menghadirkan produk kecantikan dan menggerakan Indonesia maju,” kata dia.
Fikri juga menegaskan, L’Oreal akan memberdayakan ekosistem bisnis berkelanjutan dan berkontribusi menghadapi isu sosial, terutama masalah sampah.

Produk L’Oreal dengan kemasan daur ulang dan kemasan isi ulang. Foto: Eni Saeni
Hadir pada acara tersebut antara lain Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Ujang Solihin Sidik, Presiden Director L’Oreal Indonesia Junaid Murtaza, General Manager IPRO, Zul Martini Indrawati.
Martini mengapresiasi komitmen L’Oreal untuk menangani sampah kemasan, terutama sampah sachet (MLP). “Kita lihat komitmen L’Oreal sangat besar untuk meningkatan pengumpulan kemasan MLP yang sulit didaur ulang,” ujarnya.
Menurut dia, hal itu sejalan dengan salah satu program IPRO yakni meningkatkan pengumpulan dan tingkat daur ulang sampah kemasan.
“Komitmen L’Oreal merupakan langkah berkelanjutan untuk mengembangkan ekosistem material PP dan MLP agar makin kuat, sehingga bisa dimanfaatkan oleh industri daur ulang,” kata Martini.
Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Ujang Solihin Sidik, menghargai L’Oreal yang melaporan peta jalan pengurangan sampah ke KLH. Menurut dia, pelaporan dan penanganan sampah oleh produsen merupakan mandatory dari Permen LHK No.P75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
“Saat ini sudah ada 40 perusahaan yang melaporkan peta jalan pengurangan sampah, target kami tahun ini 100 perusahaan. Jika bisa tercapai 50 persen saja sudah cukup bagus,” kata Uso sapaan akrab Ujang Solihin.
Untuk mencapai target tersebut, tambah Uso, pihaknya mempersuasi para pelaku usaha untuk segera membuat peta jalan pengurangan sampah.
“Kami bicara dengan asosiasi perusahaan dan yang lain, tentang pentingnya kolaborasi menangani sampah agar target 30 persen pengurangan sampah pada 2029 dapat tercapai,” katanya.
Presiden Direktur L’Oreal Indonesia Junaid Murtaza menyatakan komitmen L’Oreal dalam menangani sampah plastik merupakan upaya menghadirkan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Kami tidak memulai dari nol, kami telah menjadi salah satu pemimpin di industri kecantikan dalam praktik keberlanjutan selama bertahun-tahun,” kata Junaid.
Penulis: Eni Saeni