Pelihara Lahan Basah, Pemerintah Tanam Bibit Mangrove di 13 Provinsi

oleh Ahmadi
  • Penanaman bibit baru di lahan basah sangat penting untuk membangun ekosistem, mengingat ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

envira.id, Jakarta— Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara serentak melakukan penanaman ratusan bibit pohon baru di 13 provinsi.

Ratusan batang pohon yang ditanam tersebut terdiri dari pohon sagu dan bibit mangrove untuk pemeliharaan lahan gambut dan kawasan pesisir.

“Inilah komitmen kami untuk memelihara  lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia,” kata Kepala BRGM Hartono saat menanam bibit baru di Desa Lukit, Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Riau, yang dipimpin oleh Menteri LHK Siti Nurbaya saat penanaman bibit di Cianjur, Jawa Barat  Rabu (7/2).

Dikatakan Hartono, penanaman bibit mangrove di lahan basah ini sangat penting. Karenanya, pemerintah akan terus melakukannya, mengingat ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Tanah Air merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Ekosistem gambut di Indoenesia saat ini seluas 13,9 juta hektar dan mangrove seluas 3,36 juta hektar.

Ekosistem ini, kata dia, memiliki peran penting dengan memberikan berbagai manfaat nilai instrik dan fungsi kehidupan seperti penyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas, hingga pemenuhan kebutuhan manusia yang bernilai ekonomi serta eco-tourism.

Sedangkan pohon sagu dipilih, menurut Hartono, karena merupakan tanaman dengan nilai ekonomi tinggi, serta mencegah terjadinya bencana yang diakibatkan land subsidence. Terlebih sagu sebagai salah satu makanan pokok dapat menjadi solusi dari ancaman kelangkaan pangan.

Sebagai informasi Desa Lukit, Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau merupakan salah satu dari 13 provinsi penting yang menjadi lokasi penanaman pohon serentak pada peringatan hari lahan basah sedunia. Sebab, lahan gambut di Desa Lukit tersebut pernah mengalami kebakaran hebat pada 2014 dan 2016.

Sejak tahun 2020 pemerintah terus berinisiatif untuk mengusulkan penanaman sagu di Desa Lukit. Setidaknya hingga 2023, seluas 75 hektare lahan di desa Lukit telah ditanami sebanyak 18.000 bibit sagu, dan pada tahun 2024 ini akan ditanam pada areal seluas 30 hektare.

Hartono menyampaikan, pihaknya sejak tahun 2016 hingga kini sudah merestorasi lahan gambut seluas 452.631 hektar di Provinsi Riau melalui kegiatan pembasahan dengan pembangunan 1.125 unit sumur bor, 1.835 unit sekat kanal, dan pembangunan 5 unit kanal timbun.

Selain itu pun telah dilaksanakan kegiatan penanaman kembali (revegetasi) pada lahan gambut seluas 400 hektare, dan pemberian bantuan revitalisasi mata pencaharian sebanyak 289 paket. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?