- Untuk mendorong pengeolaan sampah DLH Sleman akan memberikan penilaian dan apresiasi terhadap tempat pengelolaan sampah terbaik.
envira.id, Jakarta—Upaya pengurangan sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Kali ini, daerah yang terkenal dengan perkebunan salaknya itu mencanangkan pembuatan biopori di setiap rumah warga.
“Jadi di rumah kita pun ada tempat pengelolaan sampah. Sehingga sampah tidak perlu ditumpuk di tempat lain yang akhirnya menimbulkan bau tidak sedap,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Eni Yuliani, Selasa (23/4).
Eni menyebut, saat ini tidak kurang dari satu juta orang di Sleman memproduksi sampah hingga berton-ton per hari. Sementara, tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan akan segera ditutup total pada 1 Mei mendatang.
Melihat kondisi, ini mengingatkan, persoalan sampah bukan hanya kewajiban DLH Sleman saja, namun menjadi tanggung jawab semua pihak, karena setiap unsur yang ada di Sleman ikut memproduksi sampah.
Langkah paling awal harus dimulai dari terus didorong adalah meminta warga untuk mengolah sampahnya rumah tangganya. Sedangkan sampah yang dibuang ke TPA adalah hanya sampah-sampah residu saja.
Ditambahkan Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas dan Peran Serta Masyarakat DLH Sleman, Mustika Dewi, tentang pentingnya gerakan 3R yaitu reduce (mengurangi sampah), reuse (memanfaatkan sampah), dan recycle (mendaur ulang sampah) untuk mengurangi produksi sampah.
Mustika Dewi mengingatkan, persoalan sampah adalah milik semua, yang membutuhkan peran serta bersama. Untuk mendorong itu, pihaknya akan mencanangkan program penilaian kepada lembaga-lembaga pengelola sampah di dusun dan kelurahan yang nantinya akan ditunjuk.
“Semakin baik pengelolaan sampahnya, semakin tinggi nilainya. Semakin banyak peran serta masyarakat, semakin tinggi pula nilainya,” kata Mustika Dewi. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto