Lagi, PLN Gandeng Pemerintah Daerah Bangun Pengolah Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

oleh Eni Saeni

Share via

 

  • Mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat  bisa meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

envira.id, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) terus memperluas kemitraan dengan Pemerintah Daerah dalam mengolah sampah menjadi  bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Yang paling mutakhir, PLN  bekerja sama dengan Pemerintah Kota Cilegon, Banten, mengoperasikan fasilitas pengolah sampah menjadi  Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bagendung, Cilegon Banten.

Fasilitas pengolah sampah itu berkapasitas 30 ton per hari. Bahan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yan dihasilkan dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, sebagai  bahan campuran atau pengganti baru bara.

Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, mengatakan, kolaborasi dengan PLN itu sejalan dengan komitmen pemerintah setempat untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna. “Ini sesuai dengan Perpres 35 tahun 2018,” kata Heldy, dalam keterangannya, Selasa, 29 November 2022.

Sebelumnya,  PLN bermitra dengan Pemerintah Kota Singkawang, mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)di Tempat Pemrosesan  Akhir (TPA) Wonosari, Singkawang, Kalimantan Barat.

BBJP yang dihasilkan  dijadikan bahan campuran batu bara untuk bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang, Kalimantan Barat.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, meresmikan pengoperasian fasilitas pengolah sampah tersebut pada  22 Nopember 2022 lalu.  “Selain menjadi penyuplai bahan bakar untuk PLTU,  ini juga  untuk menangani sampah di Kota Singkawang,” ujar, Chui Mie.

Menurut General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Abdul Salam Nganro,  dengan kapasitas 2×50 megawatt (MW), PLTU Bengkayang membutuhkan 50 hingga 250 ton pelet BBJP per hari.

Jauh ke belakang,  PLN bekerja sama  dengan Pemkab Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan hal serupa di TPA  Jabon, Sidoarjo. Pada Juli  2022 lalu, sebanyak 80  ton Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) dari TPA Jabon telah dijujicobakan di  PLTU Tanjung Awar-awar, Tuban  dan PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

Sebagai tindak lanjutnya, pada 13 September lalu, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, dan Direktur Utama PT PT Pembangkitan Jawa-Bali  (PJB), Gong Matua Hasibuan, menandatangani nota kesepakatan  kerja sama pengolahan sampah TPA Jabon.

PJB adalah anak perusahaan dari PT Perusahaan Listik Negara (PLN) yang memiliki beberapa pembangkit listrik diantaranya PLTU Tanjung Awar-awar, Tuban  dan PLTU Paiton, Probolinggo.

Menurut Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa-Bali  (PJB), Gong Matua Hasibuan,  potensi kebutuhan BBJP di dua PLTU tersebut cukup tinggi. PLTU Tanjung Awar-awar  mencapai 14.016 ton per tahun, sedangkan  PLTU Paiton 1 dan 2  sekitar 11.913 ton per tahun.

Sementara itu, terkait fasilitas pengolahan sampah di (TPA) Bagendung, Cilegon, Banten, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo,  mengatakan, “pabrik” BBJP itu membantu perseroan mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing,  campuran batu bara.

Ia juga menyebutkan, mengolah sampah menjadi BBJP dapat  meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menyelesaikan pemanasan global.

Penulis : Eni Saeni

 

 

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Send this to a friend