- Like
- Digg
- Del
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- Yummly
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link
- Mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat bisa meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
envira.id, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) terus memperluas kemitraan dengan Pemerintah Daerah dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Yang paling mutakhir, PLN bekerja sama dengan Pemerintah Kota Cilegon, Banten, mengoperasikan fasilitas pengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bagendung, Cilegon Banten.
Fasilitas pengolah sampah itu berkapasitas 30 ton per hari. Bahan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yan dihasilkan dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, sebagai bahan campuran atau pengganti baru bara.
Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, mengatakan, kolaborasi dengan PLN itu sejalan dengan komitmen pemerintah setempat untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna. “Ini sesuai dengan Perpres 35 tahun 2018,” kata Heldy, dalam keterangannya, Selasa, 29 November 2022.
Sebelumnya, PLN bermitra dengan Pemerintah Kota Singkawang, mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wonosari, Singkawang, Kalimantan Barat.
BBJP yang dihasilkan dijadikan bahan campuran batu bara untuk bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang, Kalimantan Barat.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, meresmikan pengoperasian fasilitas pengolah sampah tersebut pada 22 Nopember 2022 lalu. “Selain menjadi penyuplai bahan bakar untuk PLTU, ini juga untuk menangani sampah di Kota Singkawang,” ujar, Chui Mie.
Menurut General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Abdul Salam Nganro, dengan kapasitas 2×50 megawatt (MW), PLTU Bengkayang membutuhkan 50 hingga 250 ton pelet BBJP per hari.
Jauh ke belakang, PLN bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan hal serupa di TPA Jabon, Sidoarjo. Pada Juli 2022 lalu, sebanyak 80 ton Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) dari TPA Jabon telah dijujicobakan di PLTU Tanjung Awar-awar, Tuban dan PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Sebagai tindak lanjutnya, pada 13 September lalu, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, dan Direktur Utama PT PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Gong Matua Hasibuan, menandatangani nota kesepakatan kerja sama pengolahan sampah TPA Jabon.
PJB adalah anak perusahaan dari PT Perusahaan Listik Negara (PLN) yang memiliki beberapa pembangkit listrik diantaranya PLTU Tanjung Awar-awar, Tuban dan PLTU Paiton, Probolinggo.
Menurut Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Gong Matua Hasibuan, potensi kebutuhan BBJP di dua PLTU tersebut cukup tinggi. PLTU Tanjung Awar-awar mencapai 14.016 ton per tahun, sedangkan PLTU Paiton 1 dan 2 sekitar 11.913 ton per tahun.
Sementara itu, terkait fasilitas pengolahan sampah di (TPA) Bagendung, Cilegon, Banten, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengatakan, “pabrik” BBJP itu membantu perseroan mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing, campuran batu bara.
Ia juga menyebutkan, mengolah sampah menjadi BBJP dapat meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menyelesaikan pemanasan global.
Penulis : Eni Saeni