Hasil Riset Ungkap Sederet Dampak Positif Gerakan Bijak Berplastik  

oleh Eni Saeni
  • Diluncurkan pada 2018, gerakan Bijak Berplastik bertumpu pada tiga program yakni meningkatkan pengumpulan sampah plastik, mengedukasi  masyarakat dan melakukan inovasi botol kemasan plastik.

Envira.id, Jakarta – Gerakan Bijak Berplastik berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 122.268 ton atau setara dengan polusi yang ditimbulkan oleh penerbangan pesawat Jakarta – New York  pulang – pergi sebanyak  26. 872 kali.

Selain itu gerakan yang diluncurkan oleh Danone -Aqua pada 5 Juni 2018 tersebut mampu meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang hingga  17 persen dan menurunkan volume sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampai 14 persen.

Demikian hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia(LPEM FEB-UI) yang dirilis pada Oktober 2022.

Dengan pendekatan survei yang melibatkan 200 orang responden di Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bali, riset ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial dari Gerakan Bijak Berplastik.

Gerakan Bijak Berplastik adalah komitmen Danone-Aqua untuk menangani masalah sampah plastik. Gerakan ini bertumpu pada tiga program yakni meningkatkan pengumpulan sampah plastik, mengedukasi  masyarakat dan melakukan inovasi botol kemasan plastik.

Tumpukan sampah botol kemasan minuman yang siap dipilah di Bali PET Collection Center, Jl. Pantai Lepang, Klungkung, Bali, pada 18 Oktober 2022. Foto: Dok. envira.id

Hasil riset juga menunjukkan, Gerakan Bijak Berplastik berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar sehingga mencegah munculnya emisi karbon sebanyak 36. 369 ton. Jumlah itu setara dengan emisi yang ditimbulkan dari perjalanan dengan mobil berbahan bakar bensin mengelilingi bumi sebanyak 5.288 kali.

Gerakan Bijak Berplastik dari 2018 hingga 2021 juga berdampak ekonomi senilai Rp1,22 triliun. Dana sebesar itu cukup untuk  membangunan 2.225 unit tempat pengolahan sampah terpadu (TPTS).

Sementara dampak soial yang menonjol yakni responden partisipan Gerakan Bijak Berplastik mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang bahaya sampah  plastik dan konsep 3R (Reduse,Reuse, Reycle), serta lebih bergaya hidup berkelanjutan, dibandingkan responden non-partisipan.

“Kami berharap hasil kajian ini dapat memotivasi perusahaan dan organisasi lain untuk terus berkontribusi dan menjalankan program serupa, “ kata Peneliti  LPEM FEB-UI, Bisuk Abraham Sisungkunon.

Merespon hasil riset itu, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sinta Saptarina Soemiarno, menegaskan, pihaknya konsisten mendorong pelaku usaha untuk bertanggung jawab dalam mengelola bisnisnya, seperti diatur dalam Permen LHK No.P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

“Danone adalah pelopor perusahaan yang telah menerapkan (Peta Jalan) dengan baik,” ujarnya.

Sedangkan Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, tampak bungah atas hasil riset LPEM FEB-UI.

“Kami bersyukur karena Gerakan Bijak Berplastik dapat memberi inspirasi dan berdampak positif pada masyarakat, sekaligus berkontribusi pada kelestarian bumi,” kata Karyanto. (*)

Penulis: Eni Saeni

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?