- Kesadaran dan komitmen bersama sangat diperlukan guna merubah sikap, perilaku, dan etika yang berbudaya terhadap lingkungan.
envira.id, Jakarta—Warga Sleman diminta untuk melakukan pengelolaan sampah untuk mengurangi limbah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Mereka didorong untuk memproses sampah melalui proses pengomposan yang dapat menghasilkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah.
Langkah pengelolaan limbah rumah tangga ini sangat penting untuk menghindari dampak buruk bagi kondisi kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat, seperti permasalahan kesehatan dan lingkungan yang serius.
Hal ini diungkapkan Panewu Gamping, Sleman, Yogyakarta, Yakti Yudanto saat memimpin Rapat Koordinasi Pimpinan Tingkat Kapanewon Gamping, Kamis (27/7).
Dalam kesempatan tersebut, Yakti didampingi Wakil Komandan Koramil 17/GP Kapten Wahyani dan Kepala Kepolisian Sektor Gamping Kompol Surahman, yang berlangsung di Rajaklana Resto, Balecatur, Gamping, Sleman.
Bersamaan dengan keluarnya Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 035 Tahun 2023 tentang penutupan pelayanan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Regional Piyungan dari tanggal 23 Juli hingga 5 September 2023, Bupati Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo, seluruh warga diimbau, melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dengan memilah sampah organik dan sampah anorganik dari rumah masing-masing.
Sampah organik dapat dikelola dengan melakukan penimbunan di jugangan, sebagai makanan ternak, diolah menjadi pupuk kompos, maupun dibuat menjadi ecoenzym.
“Sedangkan sampah anorganik dapat dibawa ke lembaga pengelolaan sampah seperti Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle, bank sampah, maupun pelapak sampah,” terang Yakti.
Saat ini diperlukan adanya kesadaran dan komitmen bersama guna merubah sikap, perilaku, dan etika yang berbudaya terhadap lingkungan.
Sementara, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sleman Hasto Karyantoro menyebutkan, sampah plastik juga tidak kalah penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat.
Karenanya, lanjut dia, perlu adanya edukasi bagi masyarakat terkait potensi ancaman bahaya sampah plastik serta memotivasi masyarakat agar tumbuh kesadarannya dalam menyikapi sampah plastik.
Pengelolaan sampah yang tidak baik dapat mempengaruhi kesehatan warga masyarakat dan lingkungannya. Misalnya, sampah yang mengumpul di dalam saluran atau gorong-gorong dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu aliran air.
“Sehingga sering kali sebagai sumber penyebab terjadinya bencana banjir,” ujarnya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto