- UE ingin menjadikan air sebagai prioritas dalam agenda politik global.
envira.id, Jakarta—Uni Eropa (UE) menegaskan sikapnya untuk memprioritaskan percepatan aksi global dalam mengatasi krisis air karena kebutuhan terhadap air, kesalahan pengelolaan, dampak perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati serta polusi.
Penegasan ini akan akan disampaikan perwakilan UE dalam Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) ke-10, yang akan digelar dari 18-25 Mei 2024 di Bali.
“UE menekankan pentingnya ketahanan air sebagai kunci mencegah dan mengatasi krisis kesehatan, pangan, dan energi saat ini dan masa depan,” demikian pernyataan tertulisnya, Jumat (17/5).
Disebutkan, inisiatif ini dimaksudkan untuk mempercepat restorasi 300 ribu km sungai yang tercemar dan 350 juta hektare lahan basah yang terdegradasi pada 2030.
UE akan tergabung dalam inisiatif Tantangan Air Tawar, yang diluncurkan pada Konferensi Air PBB tahun 2023 lalu.
Selain itu UE juga juga akan mendukung kerja sama terkait air di tingkat global dengan meluncurkan inisiatif baru, yakni International Network of Basin Organisations (Jaringan Internasional Organisasi Daerah Aliran Sungai) yang mendukung pembelajaran di antara Organisasi-organisasi Daerah Aliran Sungai dan Danau.
Selain itu, UE juga ingin menjadikan air sebagai prioritas dalam agenda politik global serta menjaga momentum Konferensi Air PBB yang digelar pada 2023.
Para pemimpin dunia berkomitmen mempercepat aksi untuk mewujudkan air dan sanitasi yang bersih untuk semua pada 2030,” begitu disebutkan dalam rilis itu.
Sementara itu, Duta Besar UE untuk Indonesia Denis Chaibi mengatakan, kerja sama perairan sebagai merupakan sarana perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional.
“Pengelolaan sumber daya air terpadu memungkinkan kami untuk memperkuat kerja sama lintas sektoral dengan mitra kami,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, UE memiliki banyak pengalaman dan alat yang dapat digunakan. UE juga ingin dua faktor ini dapat dimanfaatkan dengan baik melalui Jaringan Internasional Organisasi Daerah Aliran Sungai hingga jaringan pertukaran teknis dan kelembagaan antar organisasi daerah aliran sungai. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto