- Mengedukasi masyarakat menjadi point penting dalam penanganan sampah.
envira,id, Jakarta – Warga Kota Bandung yang muak dengan permasalahan sampah bisa bernafas lega. Walikota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, menempatkan isu sampah sebagai prioritas program kerjanya. Ia akan membereskan masalah sampah di masa kepemimpinannya.
Ke depan di Kota Bandung tidak ada lagi sampah yang tak terkelola, apalagi sampai memumpuk dan menebarkan bau busuk. “Sampah hari ini, habis (tertangani) hari ini,” kata Farhan, dalam Skakmat, channel Youtube Panji Pragiwaksono yang tayang perdana Kamis 2 Januari 2025.
Sambil sedikit bercanda Farhan mengatakan, “Gua akan mengubah jargon ‘buanglah sampah pada tempatnya’, karena gua nggak bisa jawab ketika ditanya buangnya dimana.”
Skakmat adalah acara bincang – bincang dengan host komika kondang, Panji Pragiwaksono yang bisa ditonton di Youtube. Acara ini menjadi berbeda dengan yang lain karena perbincangan antara host dan narasumber dilakukan sambil bermain catur. Perbincangan akan berakhir ketika salah satu “pemain” kalah atau menyerah.
Ketika ditanya cara mengeksekusi gagasan sampah hari ini habis atau tertangani hari ini, Farhan mengatakan, akan memulainya dengan mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah.
“Kalau ada yang menawari teknologi pengolahan sampah, gua cuekin dulu. Gua baru nyari yang bisa bantu gua mengedukasi masyarakat, sama tukang sampah. Supaya saya bisa mengirim sampah yang sudah terpilah (organik dan anorganik). Lalu bisa diolah dengan menggunakan teknologi, “ ujar pria yang pada 2007 menjadi host program talk show Om Farhan di ANTV itu.
Mantan penyiar Radio Hard Rock FM Jakarta itu menuturkan, perlu proses panjang sampai akhirnya masyarakat mau memilah sampah. Dalam hitungannya, butuh waktu edukasi paling sedikit satu tahun.
“Dalam tiga bulan pertama (edukasi pilah sampah) harus sudah menjadi sesuatu yang sangat popular. Dalam tiga bulan popular aja dulu. Yuk memilah, yuk memilah, sampah” kata bapak dua anak itu.
Ketika masayarkat sudah terbiasa memilah sampah, tahap berikutnya yakni bagaimana mengolahnya dengan menggunakan teknologi yang tepat.
“Gua bisa mengirim sampah yang sudah terpilah. Lalu bisa diolah dengan menggunaklan teknologi. Maka gua mengharapkan menteri lingkungan hidup dan bapak gubernur (Jabar) untuk meng-handle masalah pengolahan sampah,” kata Farhan.
Dengan asumsi edukasi pemilahan sampah baru berhasil dalam satu tahun, maka Farhan punya waktu empat tahun tersisa untuk menuntaskan masalah sampah di Kota Bandung. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung itu tidak sempat merinci detail mengenai proses pengolahan sampah, karena Panji mencecarnya dengan pertanyaan lain.
Dalam Pilkada Kota Bandung 2024, Farhan berpasangan dengan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Erwin, mengalahkan tiga pasangan calon lain, dengan perolehan 523.000 suara. Farhan, kader Nasdem, tidak lama lagi akan dilantik menjadi Walikota Bandung.
Persoalan sampah di Kota Bandung cukup pelik. Kota Bandung merupakan pemasok sampah terbesar ke tempat pemrosesan akhir (TPA) Sarimukti, yang juga menampung sampah dari Kabupaten Bandung dan Kabutaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.
Data per Oktober 2024, menunjukkan timbulan sampah di Kota Bandung mencapai 1.796 ton per hari, 993 ton diantaranya dibuang ke TPA Sarimukti. Pemerintah Kota Bandung tengah menempuh berbagai cara untuk mengurangi jumlah sampah ke TPA Sarimukti yang sudah overload.
Belakangan Pemkot Bandung bekerja sama dengan Pemkab Garut, untuk bisa membuang sampah ke TPA Pasir Bajing. Selama tiga bulan ke depan, rata-rata 150 ton per hari sampah dari Kota Bandung akan diangkut ke TPA tersebut.
Penulis : Eni Saeni