Sampah Menggunung di Kota Bandung, DLH Minta Warga Kurangi Sampah

Kerusakan Alat Berat Jadi Penyebab

oleh Ahmadi
  • Warga juga didorong untuk memilah sampah organik dan anorganik sebagai langkah meminimalisir timbulan sampah rumah tangga.

envira.id, Jakarta — Dinas Lingkungan Kota Bandung meminta warga Bandung untuk melakukan pengurangan sampah dan pengolahan sampah di rumah atau skala kawasan. Imbauan ini dikeluarkan sebagai tindakan agar sampah tidak semakin menumpuk.

“Warga Bandung mohon maaf atas keterlambatan dalam pengangkutan sampah,” demikian disampaikan DLH Kota Bandung dalam unggahan Instagram officialnya, Minggu (15/1).

Menurut DLH Kota Bandung, penumpukan sampah terjadi karena saat ini terjadi antrean kendaraan menuju TPA Sarimukti, yang berdampak pada keterlambatan pengangkutan sampah di Kota Bandung.

Situasi ini, mengakibatkan kegiatan operasional pengangkutan sampah di Kota Bandung mengalami keterlambatan. Adapun antrean terjadi karena ada perbaikan alat berat pengelolaan sampah di TPA Sarumukti.

Dalam surat DLH bernomor P/LH.04.04/187-dlh/I/2023 juga disebutkan agar warga menahan untuk melakukan pembuangan sampah ke TPS. Warga juga didorong untuk memilah sampah organik dan anorganik sebagai langkah meminimalisir timbulan sampah rumah tangga.

Untuk sampah organik, masyarakat bisa menjadikan kompos atau sejenisnya. Sedangkan untuk sampah anorganik, masyarakat bisa berkoordinasi dengan bank sampah di wilayahnya, di tingkat kota.

Atas imbauan ini seorang warganet @wenda.w*** mempertanyakan, “Maksudnya gmn? Gak buang sampah ke tps? Terus kemana? Ga smua area ada bank sampah. Di cek itu, kepala upt, koordinator supir, dll.”

Sengkan akun @aripin*** bilang, ”Kalo kata saya sih untuk sampah organik mulai aja dari pasar pasar kan banyak hampir semua sampah organik dibuang.

Beban TPA Sarimukti memang lumayan tinggi, sehingga sangat wajar kalau DLH Kota Bandung mengeluarkan beberapa imbauan. Sebagai gambaran saja, pada  2019, data harian pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 268 rit atau setara 1.340 ton per hari. Pada tahun 2020 menjadi 264 rit atau 1.335 ton per hari. Kini hingga Oktober 2021, rata-rata pengangkutan 253 rit atau 1.309 ton per hari. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

Ahmadi
Author: Ahmadi

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?