Kenali Cantiknya Danau “Air Hitam” Begantung

oleh Ahmadi
  • Ekosistem di area Danau Begantung sudah mampu menghidupkan beragam keanekaragaman hayati yang sangat penting bagi ekonomi dan berkerlanjutan.

envira, Jakarta—Namanya sangat kondang di kalangan pemancing. Dari namanya juga para pegiat lingkungan sering berkecimpung, karena lokasi ini memang bukan tempat biasa. Di sana, tiga kepentingan menjadi satu: ekowisata, sumber utama nafkah masyarakat lokal, dan penjaga keberlanjutan alam.

Terletak di Dusun Tanjung Pusaka, Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiran Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Danau Begantung memiliki luas 84,1 hektar, jika kondisi musim hujan. Bila kondisi musim kemarau luasnya menjadi lebih kecil dari itu. Hal inilah yang diduga menjadi alasan warga lokal menamai Danau Begantung, karena terlihat seperti berubah-ubah. Masyarakat meyakini dulu ada pulau kecil di danau itu seperti menggantung dan letaknya berpindah-pindah.

Danau yang dijuluki surganya para pemancing ini berada pada kesatuan hidrologis gambut (KHG), antara Sungai Kahayangan— Sungai Sebangau, dengan tipe ekosistem hutan rawa gambut, rawa, danau, sungai dan anak sungai.

“Karena kondisi inilah, Danau Begantung dimanfaatkan masyarakat untuk mencari ikan atau budidaya ikan, juga dijadikan sebagai objek wisata, dan spot memancing,” kata Imam Mas’ud, dari Jaringan Pemetaan Partisipatif (JKPP) dalam diskusi “Restorasi dan Kearifan Lokal Masyarakat di Lahan Gambut” di kanal YouTube Teras Mitra, akhir pekan lalu.

Dikatakan Imam, danau, rawa, dan hutan sekitarnya menjadi sumber utama masyarakat lokal di sana (suku Dayak Ngaju dan Banjar), yang memiliki mata pencarian sebagai nelayan tangkap air tawar. Data lain menyebut, 78% warga Tanjung Pusaka menggantungkan di Danau Begantung, sebagai nelayan.  Sementara di hutan sekitar danau berfungsi sebagai perlindungan, hutan rawa gambut, tempat bertelur ikan, lokasi beje, memungut HHBK, area bibit blangeran, makanan orang utan, berbagai jenis burung, dan binatang.

Sedangkan keanekaragaman hayati yang ada di Danau Begantung di antaranya 4 jenis kelompok penggunaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) terdapat 65 jenis pohon; teridentifikasi 17 jenis burung. Dari 17 jenis itu, satu jenis dikategorikan rentan/vulnerable (VB), yaitu jenis Elang Laut Perut Putih. Untuk kategori mamalia teridentifikasi 23 jenis, satu di antaranya tergolong kritis/critical endangered, yakni Orangutan (Pongo Pygmaeus). Adapun jenis amfibi yang ditemukan di areal Danau Begantung ada 8 jenis katak; serta 32 jenis reptile; dan 26 jenis ikan.

Selain Danau Begantung masih ada beberapa sub—danau lainnya, yang dinamai berdasarkan pemahaman warga lokal. Danau Kanderek (karena dekat dengan Parit Kanderek). Danau Panjang (bentuknya memanjang. Danau Balida (di sana banyak ditemukan ikan belida—sayangnya, sekarang sudah jarang ditemukan). Danau Bunter (Bahasa daerah: bulat—karena bentuk sub danau ini bulat). Kelima danau ini disatukan oleh air sungai berwarna hitam. Kelak, banyak yang menyebut sebagai Danau “Air Hitam” Begantung.

Danau Begantung memiliki status seperti termaktub dalam putusan SK 529/2012 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Tengah dan SK 6025/MENLHK-PTLK/KUH/TLA2/2017 Tentang Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Tegah: sebagian berada di area lindung dan area penggunaan lainnya. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?