- Plastik sekali pakai digunakanan hanya beberapa saat saja, tetapi limbahnya akan bertahan di lingkungan hingga ratusan tahun.
envira.id, Jakarta—Earth Day yang diperingati hari ini, 22 April 2024, mengambil tema“Planet vs Plastic”. Tema ini diambil sebagai bagian dari kampanye untuk mengakhiri penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan bumi. Ajakan yang digaungkan adalah mengurangi 60 persen produk seluruh jenis plastik pada 2040.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai saran itu di antaranya, meningkatkan kewaspadaan publik terhadap kerusakan yang disebabkan plastik kepada manusia, hewan, dan kesehatan seluruh biodiversitas.
Kondisi seperti ini menuntut dilakukannya lebih banyak penelitian dan publikasinya terhadap publik mengenai implikasi kesehatannya, termasuk dampaknya terhadap kesehatan.
Langkah berikutnya adalah meniadakan penggunaan plastik sekali pakai pada 2030, serta mencapai komitmen peniadaan bertahap ini, sesuai Perjanjian PBB tentang Polusi Plastik pada tahun 2024.
Gerakan “Planet vs Plastic” menuntut kebijakan pengakhiran tren berbagai model fesyen yang berganti dalam waktu singkat (fast fashion). Model yang cepat berganti itu mengakibatkan banyaknya jumlah plastik yang diproduksi dan digunakan, serta berinvestasi dalam teknologi inovatif untuk menciptakan dunia tanpa plastik.
Berdasarkan data The World Count, hingga saat ini dunia menghasilkan 2,12 miliar ton sampah, sebagian sampah tersebut berupa limbah plastik. Plastik sekali pakai menyumbang 40 persen produksi plastik setiap tahun.
Padahal, plastik sekali pakai hanya digunakanan beberapa saaat saja, tetapi yang mengerikan, limbahnya akan bertahan di lingkungan selama ratusan tahun karena sifatnya yang tidak dapat diurai.
Menurut National Geographic, pada tahun 2019, sebuah tim peneliti menemukan kantong plastik hampir 11 kilometer di bawah laut di dasar Palung Mariana. Kemudian, di tahun 2020, sebuah studi lain menyebut, mikroplastik sudah mencemarai lewat sedimen laut yang menngendap. Kondisi ini terjadi seluruh dunia.
Sebuah studi mengungkap, jumlah limbah plastik mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Bila pada tahun 1950 tercatat ada 2,3 juta ton limbah plastik, lalu pada tahun 2015 meledak hingga mencapai 448 juta ton. Produksi limbah ini diprediksi bakal meningkat dua kali lipat di tahun 2050. Parahnya lagi, setiap tahun sekitar delapan juta ton sampah plastik dibuang ke lautan dari negara-negara pesisir. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto