Pertama Kali, Indonesia Gunakan Modifikasi Cuaca Kurangi Polusi Udara Jabodetabek

oleh Ahmadi
  • Jika mengguyur hujan tidak memungkinkan, maka modifikasi cuaca dapat dilakukan dengan “mengganggu” stabilitas atmosfer.

envira.id, Jakarta—Pemerintah menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek.  Posko TMC dipusatkan di Bandara Lanud Husein Sastranegara Bandung.

Kegiatan TMC untuk mengurangi polutan sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara, yaitu Cina, Korea Selatan, Thailand, dan India. Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek. Dana yang digunakan untuk operasi ini mengambil dari dana siap pakai BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

“Sabtu kemarin sudah dilaksanakan satu sorti penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat,”  kata Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo dalam keteranganya.

Budi mengatakan, sesuai prediksi BMKG, terdapat potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian Selatan pada 19-21 Agustus mendatang.

Menurut dia, cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan di daerah tertentu dengan menjatuhkan atau mengguyurnya air hujan. Namun, jika hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan, maka TMC dapat dilakukan dengan menargetkan “mengganggu” stabilitas atmosfer.

Caranya, lanjut dia, dengan menaburkan bahan semai dalam bentuk dry ice atau es kering di ketinggian tertentu di udara. Di situ terdapat semacam hamparan awan serupa karpet panjang. Hal itu, lanjut dia, terjadi  karena tidak adanya perbedaan temperatur di titik ketinggian tersebut atau isotherm yang kemudian menimbulkan lapisan inversi.

“Nah, itu yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya, sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas, ” papar Budi.

Meski begitu, kata dia, metode TMC tanpa hujan tersebut memerlukan persiapan matang. Untuk saat ini Budi mengakui, pihaknya belum siap dan masih perlu melakukan desain dan membuat konsul untuk menempatkan dry ice  di dalam kabin pesawat.

“Dry ice itu yaitu CO2. Jika packaging dan handling di pesawat sembarangan, kru bisa kehabisan oksigen atau hypoksia,” ujarnya.

Dijelaskan Budi, penyemaian pada Sabtu (19/8) dilaksanakan 1 sorti penerbangan penyemaian awan hampir selama 2 jam penebangan (14.15-16.00 WIB) dengan menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9000-10.000 kaki.

Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, mengatakan berdasarkan data radar pada Sabtu sore (jelang Maghrib) dilaporkan wilayah Ciomas ke arah Gunung Salak terpantau mendung. Sedangkan hujan dengan intensitas ringan berkisar 17.27 hingga 19.51 WIB di Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, dan Tenjolaya.

“Sementara daerah Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, dan Cigombong juga dilaporkan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Daerah lain Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan ringan pada 19.00 – 21.00 WIB,” ujar Andri.

Menurut Andri,  peluang untuk melakukan TMC masih terbuka, hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target untuk ditaburkan NaCl atau garam.

Dikatakan Andri, peluangnya  untuk  saat  ini, apalagi dalam kondisi musim kemarau, cukup berat. RH (Relatif Humidity) lapisan atas kering dan CAPE (convective available potential energy) rendah. Dari hasil pemodelan atmosfer selama dua hari ke depan ada peluang hujan di Bogor dan Tangerang Selatan.

“Diharapkan angin akan membawa awan bergerak ke arah Jakarta. Karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan, papar Andri.

Sedangkan wilayah Jabar bagian Utara termasuk Indramayu, Kerawang, Kabupaten Bekasi potensi cuaca masih kering hingga 25 Agustus. Langkah TMC itu ujar Andri, merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi di wilayah tersebut. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?