- Pemkot Banda Aceh menerapkan konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) untuk seluruh kota.
envira.id, Jakarta—Penanganan limbah domestik skala kota di Kota Banda Aceh saat ini belum terkelola dengan baik dan masih dengan pola individual septic yang minim.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil survei oleh UNICEF yang menunjukkan, baru sembilan sampel persen yang mengelola limbah domestiknya dengan benar.
“Barangkali kita punya septic tank di setiap rumah tapi tidak aman,” kata Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan pada Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh, Jalaluddin, dalam keterangannya, Rabu (24/).
Oleh karena itu, kata Jalaluddin Pemerintah Kota Banda Aceh memiliki konsep besar dalam pengelolaan limbah domestik, yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) untuk seluruh kota.
Program ini dibagi empat zona dengan sistem pipa yang dibantu oleh pompa, dan saat ini sedang dikerjakan IPAL pada zona dua serta sebagian jaringan sumber dana APBN, sedangkan untuk pembangunan pada zona yang lainnya akan terus dicari sumber pembiayaan berupa bantuan lunak atau soft loan serta APBN.
“Kita pemerintah kota berkeinginan melaksanakan konsep besar dalam pengelolaan limbah domestik dengan sistem SPALD-T seluruh wilayah kota Banda Aceh. Ini merupakan konsep penanganan air limbah domestik yang paling aman karena menggunakan pipa dibantu pompa yang mengalir pada satu tempat,” kata Jalaluddin.
Mengingat pembangunan SPALD-T seluruh Kota Banda Aceh membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu cukup lama maka untuk mengelola limbah domestik kota akan dilakukan dengan pola sedot lumpur tinja terjadwal. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto