- Seiring bertambahnya jumlah penduduk Kota Padang, jumlah timbulan sampah diperkirakan akan terus naik. Karenanya dibutuhkan kerja sama semua pihak, terutama di rumah tangga sebagai hulu, di mana sumber sampah bermula.
envira.id, Jakarta—Pemerintah Kota Padang meminta agar para pemangku kepentingan bahu—membahu mengatasi permasalahan sampah. Jika dikerjakan sendiri oleh pemerintah problem tahunan ini tidak akan selesai.
“Kita berharap semua stakeholder dapat berkontribusi dalam mengelola sampah di kota yang kita cintai ini,” Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon, dalam keterangannya, Senin, 6 Maret 2023.
Pemangku kepentingan yang diajak di antaranya, masyarakat, lembaga pendidikan, swasta, serta komunitas peduli lingkungan.
Mairizon merasa perlu mengajak pemangku kepentingan untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan sampah mengingat Kota Padang menghasilkan sampah 643 ton per hari. Jumlah itu diperkirakan bakal bertambah setiap harinya seiring dengan pertambahan penduduk.
Saat ini, lanjut dia, sebanyak 72,55% sampah berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA). Sedangkan sisanya, sebanyak 21,21 didaur ulang, dan 6,24% dibuang ke lingkungan. Karena itu, kehadiran masyarakat dalam upaya untuk mengurangi masalah sampah, yang terutama berasal dari rumah tangga sangat diperlukan.
“Memilah sampah dari rumah akan mengurangi sampah yang masuk ke TPA dan menjadikan sampah memiliki nilai ekonomis,” tutur Mairizon.
Selain masalah sampah yang harus segera diatasi, ia juga menyoroti limbah sisa minyak goreng atau jelantah yang menjadi salah satu sumber pencemaran jika langsung dibuang ke saluran drainase. []
Sebelum ini, sebenarnya sudah ada kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk mengatasi masalah sampah, PT Pegadaian bekerja sama dengan Bank Sampah Induk (BSI) Pancadaya berhasil menyelesaikan 15 unit bank sampah, sehingga total ada 44 Bank Sampah Unit (BSU) binaan PT Pegadaian di bawah BSI Pancadaya di Kota Padang.
Dengan total nasabah 1.264 orang dan 44 BSU, Pancadaya dapat mereduksi sampah anorganik sebanyak 3-5 ton per bulan dan organik khusus minyak jelantah sebanyak 650 Kilogram. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto