- Sejauh ini penggunaan gas metana dari hasil pengelolaan sampah di TPA masih minim, baru sebatas masyarakat sekitar dan pegawai TPA. Padahal potensinya sangat besar.
envira.id, Jakarta—Kota Palangkaraya saat ini tengah fokus pada upaya pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi sumber bahan bakar gas. Hasilnya selain dapa digunakan dapat untuk berbagai keperluan juga dapat mendukung pemerintah menyediakan energi baru dan terbarukan.
Nantinya, gas metana dari hasil pemrosesan sampah yang ditumpuk di TPA itu dapat digunakan lebih luas lagi. “Saat ini telah dimanfaatkan pegawai di TPA dan sejumlah masyarakat sekitar untuk keperluan memasak,” kata Kepala DLH Kota Palangka Raya, Ahmad Zaini dalam sebuah kesempatan, baru-baru ini.
Selama ini, sambung Ahmad, operasionalnya masih menggunakan instalasi berskala kecil. Selain itu, proses mengumpulkan gas metana dari sampah juga masih menggunakan peralatan sederhana.
Fokus pengelolaan sampah untuk dijadikan gas metana ini, kata Ahmad, berada di TPA Bukit Tunggal. Lokasi ini ada lima shell tempat pembuangan sampah, masing-masing berukuran 80×80 meter.
Tahun 2022 lalu, imbuhnya, program ini baru memanfaatkan satu shell. “Itu pun baru ¼ yang dapat dioptimalkan,” tambah dia.
Terkait kebijakan pengelolaan sampah secara keseluruhan di Kota Palangkaraya, Ahmad menuturkan, pihaknya tengah mengupayakan peningkatan kapasitas dan manajemen pengelolaan sampah, mencakup anggaran, SDM, dan Sarpras berupa peningkatan armada angkutan sampah.
Ia juga mengatakan bakal melakukan lebih banyak kolaborasi pemerintah z dunia pendidikan, pelaku usaha dan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan hidup. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto