Norwegia Senang Pengelolaan Sampah di Banyuwangi Berhasil

oleh Ahmadi
  •  Pelibatan masyarakat dalam program pengelolaan sampah dari bantuan Norwegia ini menjadi faktor penting.

envira.id, Jakarta—Cara Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur dalam menggerakkan masyarakat menangani sampah selama lima tahun mendapat apresiasi dari Pemerintah Norwegia.

“Saya mengapresiasi komitmen Ibu Bupati Ipuk Fiestiandani dan jajarannya. Mereka menggerakkan banyak pihak untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah sampah, dan semua mau mengambil peran, sehingga sistem di sini bisa jalan,” kata Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin, dalam pernyataan tertulis, Sabtu (16/9).

Pernyataan ini dikeluarkan setelah Rut mengunjungi Banyuwangi, Jumat (15/9).

Disampaikan, kerja sama Norwegia dan Pemkab Banyuwangi berjalan sekitar lima tahun melalui Project Stop (stop ocean plastic).

Pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung Lembaga Swadaya Masyarakat Systemiq Lestari Indonesia, melakukan pendampingan kepada masyarakat di Kecamatan Muncar. Kegiatan itu terkait pengelolaan dan pengendalian sampah untuk mencegah sampah masuk ke laut.

Melalui program Banyuwangi Hijau, program tersebut diperluas cakupannya ke kecamatan lain dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon.

TPS tersebut memiliki kapasitas mengolah sampah hingga 84 ton per hari atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan oleh 250 ribu populasi atau sekitar 54 ribu rumah tangga per harinya.

Rut menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat dan Pemkab Bandung yang telah menyelesaikan project tepat waktu dan banyak elemen yang terlibat dalam penanganan persampahan.

“Kami senang, warga desa setempat ikut terlibat, di mana program-program kami dijalankan dan mendapat sambutan baik,” kata Rut.

Rut menyampaikan keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program, bukan hanya pemerintah atau masyarakat saja yang bergerak, tapi semua bergotong royong untuk bekerja bersama.

TPS Balak dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya menjangkau 33 desa di 6 kecamatan, yakni Songgon, Rogojampi, Kabat, Sempu, Genteng, dan Singojuruh.

Selain Banyuwangi Hijau dan Project Stop, Pemerintah Norwegia juga mendukung penanganan sampah di Banyuwangi melalui program Clean Ocean through Clean Communities (CLOCC).

CLOCC merupakan program dari Avfall Norge (Asosiasi persampahan Norwegia) yang bekerja sama dengan Indonesia Solid Waste Assosiation (InSWA) untuk menyusun perencanaan persampahan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Dalam program itu, ada 14 desa yang ditunjuk sebagai percontohan, di antaranya Kecamatan Kebondalem, Tamansari, Genteng Kulon, Genteng Wetan, Glagah, dan Setail, desa-desa tersebut mendapatkan pendampingan dalam hal pengelolaan sampah.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, dukungan  Pemerintah Norwegia terkait penanganan sampah di Banyuwangi sangat penting untuk mengatasi problem sampah di wilayahnya.

“Terima kasih kepada Pemerintah Norwegia yang telah mendukung dan menginspirasi kami. Mudah-mudahan kerja sama ini bisa terus berlanjut,” ujarnya.

Ipuk mengatakan, penanganan persampahan ini sangat penting, karena bisa berdampak pada banyak sektor.

“Kebersihan adalah bagian dari daya tarik wisata. Dukungan Pemerintah Norwegia ini harapannya bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi warga kami,” ujar Ipuk. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

 

 

Ahmadi
Author: Ahmadi

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?