- Bambu bisa berfungsi sebagai produk komoditas sekaligus ekologis yang meski terlihat berbeda tujuan tetapi sebenarnya punya manfaat yang sama: keberlanjutan lingkungan.
envira.id, Jakarta—Bambu memiliki banyak manfaat secara sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, serta berperan juga dalam pengendalian perubahan iklim.
“Upaya aksi mitigasi dan adaptasi yang dilakukan telah banyak dilakukan di tingkat tapak. Seperti halnya bambu, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia,” kata Kepala Badan Standardisasi Instrumen LHK (BSILHK) Ary Sudijanto, saat membuka dalam sebuah acara diskusi, di gelaran Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Terbarukan (LIKE), yang diselenggarakan KLHK di Jakarta (17/9).
Menurut Ary, bambu belum mendapatkan dukungan dan perhatian optimal dalam pengembangan dan pemanfaatannya. Namun, seiring kemajuan teknologi dan menghangatnya isu perubahan iklim, pemanfaatan bambu sebagai sumber daya alam terbarukan semakin meningkat.
“Hal ini didukung dengan munculnya kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan, pembangunan hijau (green development) serta ekonomi sirkular (circular economy),” lanjut Ary.
Ia mengatakan, pemanfaatan bambu terbagi dalam dua kelompok, yakni sebagai material produk komoditas dan dalam peran ekologisnya untuk jasa lingkungan. Meskipun tujuannya terlihat berbeda, masing-masing pemanfaatan tersebut dapat memberikan nilai ekonomi dan nilai ekologi bagi masyarakat dan lingkungan.
Ary lebih lanjut mengingatkan akan pentingnya kerja sama dalam mengatasi dampak perubahan iklim, yang memerlukan dukungan dan sinergi dari banyak pihak, lintas sektor, dari tingkat tapak sampai pengambil kebijakan dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
“Khususnya dalam pengembangan bambu, sehingga menjadi bagian dari tujuan dan target kita dalam penurunan emisi dan target kontribusi nasional dalam pengendalian perubahan iklim,” katanya.
Ary juga mengatakan, pemanfaatan bambu yang semakin luas, memerlukan perhatian dari aspek kelestarian sumber daya tanaman ini di sektor hulu menjadi sangat penting. Oleh karena itulah, Ary menyampaikan komitmen BSILHK untuk menghasilkan standar-standar yang diperlukan dalam pengelolaan bambu dan pemanfaatannya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto