- Pengelolaan sampah kawasan bisa menghemat pengeluaran karena tidak ada tipping fee.
envira.id, Jakarta—Pembangunan Refused Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara akan berdampak pada berkurangnya kemacetan karena mobilitas truk-truk sampah dari Jakarta ke Bekasi maupun sebaliknya.
“Ini tentu sangat memberikan manfaat,” kata Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Ida Mahmudah dalam keterangannya, Senin (13/5).
Selain itu, RDF Plant Rorotan yang dilakukan groundbreaking oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dapat mengurangi beban volume sampah yang dibuang ke TPST Banter Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Tidak kalah penting, sambung Ida, hasil pengolahan sampah di RDF Plant bisa dijual kepada industri yang memerlukan.
“Ini bisa menjadi sumber penghasilan baru Pendapatan Asli Daerah,” ucapnya.
Menurut Ida, pembangunan RDF Plant di Rorotan sebagai lokasi pengolahan sampah modern skala perkotaan ini menjadi terobosan bagi Jakarta.
“Alhamdulilah, akhirnya Jakarta memiliki pengelolaan sampah berkapasitas besar di dalam kota. Semoga cepat selesai pembangunannya, sehingga di awal tahun 2025 sudah beroperasi,” terangnya.
Ida menegaskan, persoalan sampah di Jakarta jelas memerlukan solusi melalui terobosan-terobosan baru yang memberikan banyak keuntungan. Salah satunya, melalui pengelolaan sampah skala kawasan atau perkotaan.
Sebab, sambung dia, pengelolaan sampah kawasan bisa menghemat pengeluaran karena tidak ada tipping fee. Artinya, dengan beroperasinya Refused Derived Fuel (RDF) Plant ini maka satu masalah sampah di Jakarta terselesaikan.
Ia menambahkan, Komisi D DPRD DKI Jakarta mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam upaya penanganan sampah melalui penerapan Intermediate Treatment Facility (UTF) maupun RDF Plant.
“Silahkan mau ITF atau RDF Plant, dewan menyetujui, asalkan tidak ada tipping fee dan memboroskan APBD,” tandasnya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto