Mengenal Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan

oleh Ahmadi
  • Saat ini 23 persen lahan di dunia sudah tidak produktif. Sisanya, sudah berubah.

envira.id, Jakarta—Setiap tanggal 17 Juni, dunia memperingati Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan. Tujuannya untuk meningkatkan dan menyuarakan gerakan menjaga lingkungan dan mencegah terjadinya degradasi lahan dan kekeringan.

Degradasi lahan merupakan proses penurunan kualitas dan produktivitas lahan akibat aktivitas manusia, perubahan iklim, atau faktor alamiah. Degradasi dapat berupa erosi tanah, degradasi hutan, kehilangan keanekaragaman hayati, desertifikasi, dan kerusakan lingkungan lainnya yang mempengaruhi lahan secara negatif.

Sedangkan kekeringan adalah kondisi ketika suplai air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia, pertanian, dan ekosistem. Kekeringan dapat terjadi karena faktor cuaca, perubahan iklim, atau manajemen sumber daya air yang tidak tepat. Kekeringan dapat berdampak buruk pada ketahanan pangan, kesehatan manusia, ekonomi, dan lingkungan.

Sejarah Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan atau World Day to Combat Desertification and Drought berawal dari Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Desertifikasi (United Nations Convention to Combat Desertification, UNCCD). Konvensi ini disahkan pada 17 Juni 1994 dan bertujuan untuk mengatasi masalah degradasi lahan dan kekeringan yang meluas di berbagai belahan dunia.

Kemudian, The World Day to Combat Desertification and Drought (WDCDD) pertama kali dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1994 berdasarkan Resolusi Sidang Umum PBB No. A/RES/49/115.

Konvensi UNCCD adalah perjanjian global yang mengharuskan negara-negara peserta untuk mengadopsi strategi dan kebijakan untuk mencegah degradasi lahan, memulihkan lahan yang rusak, dan meningkatkan pengelolaan sumber daya lahan secara berkelanjutan.

Salah satu tujuan utama dari konvensi ini adalah untuk mencapai keseimbangan antara ketahanan ekologi, pembangunan berkelanjutan, dan peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat yang terkena dampak.

Menurut UNCCD, 23 persen lahan di dunia sudah tidak produktif, dan sisanya berubah, serta banyak dimanfaatkan untuk pertanian.

WDCDD menargetkan pembangunan berkelanjutan dan terjadinya keseimbangan antara degradasi dan rehabilitasi pada tahun 2030, yang disebut sebagai 2030 Zero Net Land Degradation.

Melalui peringatan WDCCD baik pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan individu dapat bekerja sama dalam melindungi dan mengelola lahan secara berkelanjutan. Selain itu para pemangku kepentingan ini juga dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak kekeringan dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.  []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Ahmadi
Author: Ahmadi

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?