- Para pemangku kepentingan harus memiliki pemahaman sama tentang pentingnya upaya mengatasi sampah plastik di Indonesia.
envira.id, Jakarta—Indonesia terus berupaya mengurangi sampah plastik di laut yang hingga kini masih menjadi masalah. Salah satu yang dilakukan adalah penyelenggaraan ASEAN Conference for Combatting Plastic Pollution (ACCPP).
“Kita masih Optimis lah. Dengan kolaborasi semua pihak kita optimis,” ujar Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif di Jakarta, Senin (16/10).
Optimisme Rofi berkaitan dengan capaian target penurunan 70 persen sampah plastik di laut pada 2025.
Rofi lebih lanjut mengatakan, sampah di laut Indonesia mencapai 615.675 ton pada 2018. Jumlah ini berhasil turun di tahun 2022 menjadi 217.702 ton atau susut sebesar 36 persen.
Terkait konferensi ACCPP, Rofi mengatakan, para pemangku kepentingan diharapkan memiliki pemahaman sama tentang pentingnya upaya mengatasi sampah plastik di Indonesia.
Sebagai mana diketahui, ACCPP menjadi forum yang mempertemukan para pembuat kebijakan dan perwakilan dari sektor swasta di kawasan ASEAN untuk pertukaran pengetahuan, diskusi kolaboratif, dan perencanaan strategis terkait penanganan polusi plastik.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak anggota negara-negara kepulauan dan negara pulau atau Archipelagic and Island States Forum (AIS) melakukan penguatan kolaborasi antarnegara untuk menghadapi tantangan kompleks yang saling berkaitan satu sama lain, seperti kenaikan permukaan laut, tata kelola sumber daya laut, dan pencemaran dan sampah laut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga terus mendorong upaya penanganan sampah plastik laut di kawasan ASEAN. Langkah-langkah dan intervensi regional untuk memperkuat implementasi Rencana Aksi Regional ASEAN untuk memerangi sampah laut sangat diperlukan.
Indonesia sudah memiliki dan bahkan telah menerapkan Rencana Aksi Nasional Sampah Plastik Laut 2017—2025 untuk menangani sampah berbahaya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto