- Dalam pelatihan itu, anak-anak diberikan pemahamanan tentang mengapa mereka harus mengelola sampah, harus mencintai lingkungan, dan harus peduli pada bumi. Karena bumi akan menjadi rumah yang hangat bagi mereka tumbuh dan hidup secara berkelanjutan.
envira.id, Tangsel -Sebanyak 25 anak-anak asal Kampung Sawah, Ciputat Tangerang Selatan pagi itu terlihat bersuka cita. Baju mereka warna-warni. Sebelum mendapatkan edukasi tentang lingkungan, mereka diajak bersenam ria. Selanjutnya, istirahat sejenak lalu mereka siap mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan dari mini Project “Kejar Mimpi Tangerang Selatan” bekerja sama dengan Komunitas Guna Ulang Aja (GUA).
Event yang dikemas dalam aksi peduli lingkungan yang bernama “Tanamkan Pohon, Tanamkan Harapan untuk Masa Depan” itu anak-anak diberikan materi dan pengetahuan dasar tentang pengelolaan sampah.
Ardianto Prabowo dan Nazwa, mentor dari Komunitas GUA, memberikan materi tentang 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolan sampah, namun lebih fokus ke reuse. Anak-anak diberikan pemahaman bahwa dengan menerapkan gaya hidup reuse (guna Ulang), kalian sudah dapat mengurangi timbulan sampah dan menjaga lingkungan tetap Lestari.
“Praktik reuse yang bisa adek-adek lakukan antara lain, membawa tumbler, membawa kotak makan dalam kegiatan di luar rumah. Atau mengingatkan Ibu atau kakak kalian untuk membawa totebag saat berbelanja,” kata Ardiantor Prabowo dalam penyampaian materinya di depan anak-anak, di Kampung Sawah, Minggu, 25 Februari 2024.
Praktek reuse lebih dari sekadar sistem pengelolaan sampah. Dengan mempraktekkannya, maka kita sudah dapat berkontribusi mengurangi timbulan sampah. Begitu pun pada praktek reduce atau pengurangan sampah. Bisa dilakukan antara lain dengan tidak mencetak tiket pesawat atau kereta, tidak mencetak struk ATM, atau mengganti tisu dengan sapu tangan.
Sedangkan pada konsep recycle (daur Ulang), anak-anak diedukasi tentang jenis-jenis sampah plastik, kertas, kaca, kaleng. Agar sampah tersebut dapat didaur ulang, maka mereka harus memilahnya dengan baik dan benar, harus bersih, kering serta sesuai jenis materialnya.
“Setelah dipilah dan dikumpulkan sampah disetorkan ke bank sampah untuk kemudian dikirim ke pendaur lalu mengalir hingga ke pabrik, untuk diproduksi barang yang bermanfaat Kembali,” kata Prabowo.
Sementara itu, Nasuri, mentor GUA lainnya memperkenalkan komunitas GUA yang fokus mengampanyekan gaya hidup guna ulang untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan tetap lestari. “Reuse adalah salah satu konsep pengelolaan sampah yang memperkuat metode 3R (reduce, reuse, recycle),” kata Nasuri.
Dalam pelatihan itu, anak-anak diberikan pemahamanan tentang mengapa mereka harus mengelola sampah, harus mencintai lingkungan, dan harus peduli pada bumi. Karena bumi akan menjadi rumah yang hangat bagi mereka tumbuh dan hidup secara berkelanjutan. Selain itu, ada juga games dan mewarnai yang membuat anak-anak terlibat dalam kegiatan ini secara interaktif.
Untuk menjaga keberlanjutan, mereka menanam pohon, yang kelak akan memberikan banyak harapan untuk masa depan mereka. Mereka paham bumi harus dirawat dan dijaga, salah satu caranya adalah mencegah timbulnya sampah, mengguna ulang kembali barang atau wadah, memilah sampah dan mengumpulkannya untuk disetor ke bank sampah, serta menanam pohon untuk keberlanjutan hidup bumi ini.
Anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini, berikut respon mereka saat kegiatan berlangsung, beberapa anak-anak mengungkapkan rasa suka citanya. Salsa, misalnya ia mengungkapkan, “Makasih Kak permainannya pada seru, seru pas acara lukisnya.”
Zahra menambahkan, “Makasih yaa Kak permainan hari ini seru banget, apalagi saat rebutan menjawab pertanyaan karena ada hadiahnya,” Abidzar juga menyambut dengan, “Seru, game yang paling seru mewarnai dan jadi tahu cara ngurangin sampah dan mengguna ulang barang atau wadah untuk kurangi sampah.”
Penulis: Nasuri
Foto: Dok. Komunitas GUA