Jadi Andalan, Sekolah Adiwiyata Diperkenalkan di Forum WWF Bali

oleh Ahmadi
  • Meski jumlah sekolah Adiwiyata sudah mencapai 28 ribu, tetapi masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah sekolah di Indonesia. Kendalanya ada pada kesiapan sekolah dan pemda.

envira.id, Jakarta—Sekolah Adiwiyata menjadi salah satu program andalan Indonesia dalam upaya memajukan pendidikan lingkungan hidup lewat sekolah. Program yang sudah bertahun-tahun diterapkan itu akan diperkenalkan dalam World Water Forum ke-10 di Bali.

Sekolah berpredikat Adiwiyata adalah sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah. Saat ini, terdapat 28 ribuan sekolah yang menjadi Sekolah Adiwiyata di Indonesia, berkembang pesat dari awalnya 10 sekolah contoh pada 2006.

“Sekolah Adiwiyata 17 tahun yang lalu hanya 10 sekolah contoh, dan hanya di Pulau Jawa. Sekarang ada 28.270 sekolah di seluruh Indonesia,” kata Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinta Saptarina Soemiarno, di Jakarta, Minggu (5/5).

Meskipun sudah terdapat banyak Sekolah Adiwiyata, menurutnya, jumlah itu masih sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Salah satu kendalanya adalah kesiapan sekolah dan dukungan pemerintah daerah setempat.

Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah Sekolah Adiwiyata di daerahnya.

“Yang sedang kami lakukan memberi penghargaan ke pemda-pemda yang Sekolah Adiwiyata-nya banyak,” katanya.

Menurut dia, pemerintah akan terus meningkatkan sekolah yang masuk dalam kategori Sekolah Adiwyiata. Sebab, salah satu tujuan diadakannya Sekolah Adiwiyata, sambung Shinta, adalah berusaha menanamkan empati atau aktivitas ramah lingkungan kepada anak-anak di sekolah.

Pemaparan program Sekolah Adiwiyata ini, kata dia, dilakukan pada momen The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Ia menjelaskan untuk menjadi Sekolah Adiwiyata, sekolah harus memenuhi enam aspek perilaku ramah lingkungan hidup, yaitu menjaga kebersihan, fungsi sanitasi, dan drainase. Mengelola sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

Kemudian, menanam dan memelihara tanaman. Lalu, konservasi air; konservasi energi; dan inovasi perilaku ramah lingkungan hidup lainnya.

Selain itu, sekolah juga harus mempunyai kurikulum yang memiliki kepedulian terhadap enam aspek lingkungan tersebut. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?