Indonesia Hadapi Tantangan Berat Sediakan Air Bersih, Ini yang Dilakukan PUPR

oleh Ahmadi
  • Penyediaan air bersih dan sanitasi layak perlu melibatkan masyarakat dari 408 kabupaten/kota.

envira.id, Jakarta—Upaya Indonesia untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi layak bagi seluruh masyarakat menghadapi berbagai tantangan besar. Mulai dari urbanisasi, perubahan iklim, kelangkaan air pada waktu dan wilayah tertentu, keterbatasan fiskal daerah, hingga Pandemi COVID-19. yang telah berlangsung lebih dari 3 tahun.

Namun, saat ini Indonesia telah menyelaraskan target SDGs dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, untuk mewujudkan 100% akses air minum dan sanitasi.

“Saat ini, capaian cakupan layanan air minum telah mencapai 91,05% dan peningkatan akses sanitasi sebesar 80,92%,” kata Menteri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono belum lama ini.

Untuk mencapai target tersebut, kata dia, Indonesia melalui telah melakukan berbagai upaya percepatan. Seperti, pembangunan prasarana penyedia air minum dengan memanfaatkan 61 bendungan baru untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air.

Kemudian, pembangunan prasarana penyedia air minum untuk mendukung Kawasan Prioritas Nasional, seperti Kawasan Pariwisata di Kalidendeng dan Labuan Bajo serta Kawasan Industri di Batang.

Selain itu, Kementerian PUPR juga berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang Water Supply Management dengan mengembangkan Program Magister Spesial yang bekerja sama dengan universitas mitra.

Lalu, Kementerian PUPR juga melakukan integrasi pelayanan sanitasi dengan mengkombinasikan sistem on-site dan off-site, atau sanitasi inklusif bagi seluruh wilayah untuk memastikan penyediaan layanan air minum dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

PUPUR, lanjut Menteri Basuki juga melibatkan masyarakat lewat Program Penyediaan Air Minum (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) sejak 2008 hingga 2022. Dalam kurun waktu tersebut, telah berhasil mendukung penyediaan air bersih dan sanitasi di 37 ribu desa yang tersebar di 408 kabupaten dan kota.

“Menghadapi transformasi digital dan peningkatan kinerja penyediaan air bersih oleh PDAM, Indonesia telah melakukan inovasi teknologi seperti penerapan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), serta teknologi pengelolaan sampah melalui konversi sampah menjadi energi,” terang Menteri Basuki.

Untuk mengatasi keterbatasan dana, lanjut dia, Kementerian PUPR juga mengundang partisipasi pihak swasta dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui pendanaan alternatif seperti Public Private Partnership atau Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?