Hari Bebas Plastik Sedunia dan Sejarah Penetapannya

oleh Ahmadi
  • Plastik membutuh waktu hingga 500 tahun untuk bisa terurai, maka dari itu kampanye global mengenai hari bebas kantong plastik sedunia harus digencarkan.

 envira.id, Jakarta—Sampah plastik sudah menjadi permasalahan serius yang dihadapi dunia. Dampak buruk yang ditimbulkannya menjadi ancaman lingkungan dan hidup umat manusia. Untuk memperingati bahaya akan sampah plastik itulah, setiap 3 Juli dunia memperingati Hari Bebas Sampah Plastik Sedunia.

Plastic Bag Free Day merupakan seruan kepada masyarakat dunia untuk bertindak dan perhatian terhadap plastik yang digunakan setiap harinya. Peringatan Hari Plastik Sedunia diharapkan dapat menciptakan kesadaran akan keberadaan sampah plastik dan dapat mengurangi penggunaannya.

Hari Bebas Kantong Plastik Internasional merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk menghilangkan penggunaan kantong plastik. Meskipun kantong plastik mungkin mempermudah kehidupan manusia, tetapi ternyata kantong plastik justru berdampak buruk bagi lingkungan.

Hal tersebut karena kantok plastik membutuh waktu hingga 500 tahun untuk bisa terurai, maka dari itu kampanye global mengenai hari bebas kantong plastik sedunia harus digencarkan.

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia dikampanyekan untuk menunjukkan bahwa dunia bisa dan akan lebih baik tanpa penggunaan kantong plastik. Momentum peringatan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia juga merupakan bagian dari Gerakan Bebas dari Plastik.

Gerakan tersebut dimulai pada September 2016 dan telah diikuti oleh hampir 1.500 organisasi berbeda. Gerakan Bebas dari Plastik sendiri memiliki tujuan untuk mencari solusi atas krisis polusi plastik di bumi agar lebih aman bagi manusia, hewan, dan juga lingkungan.

Isu sampah plastik sudah lama menjadi isu global. Bayangkan saja, setiap tahunnya, manusia di bumi memproduksi setidaknya 430 juta ton sampah plastik. Dari jumlah itu dua pertiganya, atau 286,7 juta berumur pendek dan cepat menjadi limbah, mencemari lingkungan, bahkan masuk ke dalam rantai makanan manusia.

Di Indonesia, dari 19,45 juta ton timbulan sampah pada 2022, sebanyak 18,4 persennya atau sekitar 3,6 juta ton merupakan sampah plastik. Yang memprihatinkan, hanya 9 persen sampah plastik yang bisa didaur ulang. Sisanya, dibakar dan 79 persen berakhir di TPA, yang berpotensi mencemari lingkungan. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?