Eco enzyme tidak hanya menghilangkan ketergantungan terhadap produk kimia yang berbahaya, tapi juga menciptakan solusi alami untuk mengatasi masalah pertanian dan kebersihan rumah.
envira.id, Tangerang – Kegiatan memproduksi eco Enzym merupakan bagian dari pengurangan sampah organik, khususnya kulit buah melalui proses permentasi. Namun Pemerintah masih memandang kontribusi masyarakat yang memproduksi eco enzyme masih sedikit dibandingkan volume sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.
Ketua Panitia HUT Eco enzyme Nusantara (EEN) ke-5 Andreas Krisbayu menyatakan hal tersebut kepada envira.id pada Senin, 21 Oktober 2024 melalui sambungan WA call. Eco Enzym Nusantara merayakan ulang tahun ke-5 pada Minggu 20 Oktober 2024, di BSD Tangerang Selatan, salah satu kegiatannya adalah menggelar seminar hybrid yang diikuti oleh perwakilan EEN dari 27 provinsi.
Menurut Andreas yang juga Ketua EEN Provinsi Banten, hingga kini jumlah komunitas penggiat enco enzyme bermunculan bak jamur di musim hujan. Kegiatannya antara lain memproduksi enco enzyme dan memperkenalkannya ke sekolah, komunitas, hingga perkantoran.
“Saat ini anggota EEN tersebar ribuan orang di seluruh Indonesia. Mereka mau bergabung dan belajar memproduksi eco enzyme karena dapat merasakan langsung manfaatnya,” kata Andreas.
Manfaat eco enzyme antara lain dapat digunakan untuk membersihkan rumah, cuci piring, juga dapat digunakan untuk sabun mandi, bedak, lulur, dan pengomposan yang efektif.
Namun Andreas menyayangkan sikap Pemerintah yang belum begitu peduli pada komunitas eco enzyme yang berkontribusi terhadap pengurangan sampah rumah tangga dari sumber. “Padahal Pemerintah dapat berkomunikasi dengan komunitas dan menjadi jembatan bagi komunitas untuk mendapatkan CSR dari Perusahaan agar dapat mengembangkan produk eco enzyme lebih masif,” kata Andreas.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati melalui videonya yang dikirimkan untuk acara podcast pada Hari Ulang Tahun Eco Enzyme Nusantara ke-5 itu, menyampaikan ucapan selamat ulang tahun bagi EEN, semoga apa yang dilakukan bisa menjadi kontribusi pengurangan sampah organik ke TPA.
Ia menjelaskan, persoalan sampah tidak terlepas dari perubahan iklim. Suhu bumi secara global naik sebesar 1,2 derajat celcius, lebih tinggi dibandingkan suhu panas rata-rata pada abad 20 yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan kondisi alam elnino.
“Kondisi ini menimbulkan efek domino yakni masalah lingkungan, salah satunya pemicu kebakaran TPA. Pada 2023, KLHK mencatat ada 35 TPA di Indonesia mengalami kebakaran,” katanya.
Berdasarkan Sistem Pengeloaan Sampah Nasional (SIPN) KLHK, Indonesia menghasilkan 69,9 juta ton timbulan sampah pada 2023, dengan komposisi sampah makanan menempati urutan pertama yaitu 41,6 persen. Sumber sampah tertinggi berasal dari rumah tangga.
“Eco enzyme adalah salah satu pemanfaatan sampah organic menjadi produk dengan nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi,” ucap vivien.
Pembuatan proses pembuatan eco enzyme merupakan pelepasan gas ozon yang dapat mengurangi karbon dioksida di atmosfir yang merangkap panas di awan. Pembuatan eco enzyme memberikan manfaat positif terhadap lingkungan sambil memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Eco enzyme tidak hanya menghilangkan ketergantungan terhadap produk kimia yang berbahaya, tapi juga menciptakan solusi alami untuk mengatasi masalah pertanian dan kebersihan rumah.
“Melalui penggiat eco enzyme Nusantara, yang telah memiliki ribuan anggota di Indonesia diharapkan dapat berkontribusu dalam mengurangi gas rumah kaca den menghindari efek rumah kaca yang berujung pada pemanasan global,” ucap Vivien.
Perayaaan ulang tahun EEN yang dihadiri oleh 300 peserta berasal antara lain dari perwakilan EEN dari berbagai daerah, dibuka oleh PJ Bupati Kabupaten Tangerang, Andi Ony Prihantoro. Peserta yang hadir juga berasal dari Kementerian Pariwisata, Sinar Mas Land BSD, organisasi bank sampah, hingga pelajar Tingkat SLTP dan SLTA.
Adapun rangkaian acaranya antara lain, panen bersama eco enzyme, workshop eco enzyme, edukasi dan praktik pengomposan berkelanjutan, hingga memperkenalkan produk turunan dari eco enzyme.
Penulis: Eni Saeni