Banyak Pengelolaan Sampah Semrawut Ditutup Paksa: Bukti Salah Kelola

oleh Ahmadi
  • Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak dan swasta, khususnya antara masyarakat dengan pemerintah untuk pengelolaan sampah yang menyeluruh.

envira.id, Jakarta—Banyak kasus pengelolaan sampah di berbagai daerah yang tidak baik sehingga Tempat Pengolahan Sampah (TPS) terpaksa ditutup oleh pemerintah setempat maupun ditutup paksa oleh warga masyarakat.

“Maka untuk mengatasi permasalahan sampah, kita harus mulai membatasi jumlah sampah dengan melakukan pengelolaam sampah dengan lebih baik secara mandiri,” kata  Panewu Kapanewon Gamping, Sleman, Yakti Yudanto, baru-baru ini.

Namun, kata dia, kesadaran dalam mengelola sampah harus diawali dari diri sendiri, sehingga pengaruh buruk akibat sampah dapat berkurang secara perlahan sehingga lingkungan sekitar akan menjadi lebih baik bagi kehidupan masa depan.

Yakti mengingatkan, sampah bisa berdampak tidak baik bagi Kesehatan warga jika penanganannya buruk karena memiliki potensi timbulnya berbagai macam penyakit di antaranya tifus, diare, kolera, serta cacingan.

Di samping itu, sampah yang menumpuk di saluran air dapat memengaruhi kondisi lingkungan sekitar yang merugikan seperti menimbulkan bau tak sedap dan banjir.

Hal senada disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman Komisi D, Respati Agus Sasangka. Menurut Respati, permasalahan sampah merupakan tanggung jawab dari pemerintah dan seluruh masyarakat, karena semuanya ikut andil dalam menghasilkan sampah.

Regulasi berkaitan dengan pengelolaan sampah telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Hanya saja, kata dia, implementasi dari regulasi tersebut masih sangat minim karena kesadaran warga masyarakat terhadap sampah masih rendah. Hal ini menyebabkan banyak terjadi penumpukan sampah di pemukiman saat penutupan Tempat Pembuangan Sampah yang dilakukan pemerintah karena kapasitas yang ada sudah melebihi daya tampungnya.

“Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak dan sektor, khususnya antara masyarakat dengan pemerintah untuk mengelola sampah,” tegas dia.

Namun, ia mengingatkan, perbaikan dalam budaya masyarakat tetap harus didukung anggaran, serta perbaikan infrastruktur dan sistem yang dilakukan oleh pemerintah. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

KLHK, SLEMAN, PENGELOLAAN SAMPAH, PANEWU GAMPING

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?