Bambu Butuh Pengelolaan Optimal

oleh Ahmadi
  • Bambu sejak ratusan lalu sudah melekat dan menjadi bagian sosial—budaya yang tak terpisahkan dari sejarah Indonesia. Pemanfaatan yang optimal dapat memaksimalkan peran bambu.

envira, Jakarta—Indonesia merupakan tempat yang unik, rumah bagi tumbuhnya tanaman bambu. Bambu bukan saja memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi berperan dalam aksi-aksi perubahan iklim.

Meski bambu banyak ditemupkan di negara beriklim tropis dan subtropis seperti di Asia, Benua Afrika, dan Benua Amerika, namun bambu yang tumbuh di Indonesia merupakan bambu umum dari komunitas  bambu dengan ciri memiliki batang lebih tebal, tetapi ramping dan akar yang menyebar.

“Indonesia mempunyai tempat yang unik karena terdapat lebih dari 1.500 spesies bambu yang terangkum dalam 90 family tumbuhan,” kata Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim (DPPPI) dalam diskusi Pojok Iklim,  belum lama ini.

Menurut Sarwono, secara umum tanaman bambu memiliki bentuk dan ukuran yang sangat berbeda, mulai dari yang berukuran batang kecil hingga berukuran tinggi mencapai 30 meter. Selain itu, Indonesia juga mempunyai kurang lebih 176 spesies bambu atau 10% dari keseluruhan spesies bambu di dunia.

Dan, sambung dia, di antara bambu yang berkembang di Indonesia, sekitar 50% di antaranya dapat digolongkan sebagai tumbuhan endemik. Karena itu, bambu telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat kita sebagai tanaman hias kerajinan tangan perkakas furniture bahkan music, terutama di daerah pedesaan.

Sementara, pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan yang semakin meningkat, memiliki kebutuhan akan sandang pangan dan perlindungan yang juga meluas. “Dengan Perkembangan zaman, peran perbambuan terutama kegunaannya meluas dari waktu ke waktu,” tandasnya.

Sementara itu, Analis Kerja Sama Teknis Standarisasi PUSTANDPI LHK, Desy ekawati, mengatakan peran bambu terhadap lingkungan dapat dilihat dalam tiga pilar. Pertama, sosial—budaya yang sudah dulu masyarakat Indonesia memiliki ikatan kuat dengan mambu. Kedua, ekonomi. Ini pun tidak diragukan lagi. Lahirnya inovasi produk bambu yang semakin beragam makin membuka peluang usaha dan meningkatkan kemanfaatan ekonomi dari bambu.

Ketiga, aspek ekologis untuk lingkungan. Bambu yang merupakan masuk dalam famili rumput bisa dengan mudah tumbuh di mana saja, meski ada juga beberapa jenis mambu ang memerlukan tempat khusus untuk tumbuh.

“Karena rumput,  dan ia bisa tumbuh di mana saja, itu bisa menjadi solusi untuk ke lingkungan. Bisa menopang lahan-lahan yang terdegradasi,” kata Desy. “Bambu itu selalu saya bayangkan teduh dan banyak airnya dengan udara yang segar. Itu manfaat untuk lingkungan.

Dulu, menurut Desy, ratusan tahun masyarakat menggunakan bambu sebagai penopang kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tetapi, begitu masuk industri yang dapat menggantikan bambu, peran itu mulai tergantikan. Tapi, saat ini ada kecenderungan global ingin kembali ke alam. Bambu menjadi salah satu material yang dicari. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?