- Sebagai langkah mitigasi menumpuknya sampah akibat terhentinya operasi TPA Sarimukti, Pemkab Bandung membuka zona darurat penampungan.
envira.id, Jakarta—Kebakaran TPS Sarimukti sudah sepekan terjadi, namun tanda-tanda akan mereda belum juga terlihat. Keputusan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk menetapkan status tanggap darurat, Kamis (24/8) kemarin diharapkan mempercepat penanganan.
Atas hal ini, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, upaya mengatasi kebakaran yang kian meluas ini akan ditempuh melalui water bombing dan hujan buatan. Pelaksanaannya, akan dilakukan oleh berbagai pihak mulai Dinas Kebakaran, BPBD, BNPB, hingga Basarnas.
Ridwan mengingatkan, untuk menuntaskan bencana ini penanganan pemadaman sudah multidimensi. Di darat misalnya, ada Damkar yang airnya akan kita campur dengan cairan kimia.
“Kebakarannya khusus. Ada gas metan yang memperparah, water bombing oleh Basarnas dan BNPB itu juga sedang berproses,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Jumat (25/8).
Selain itu, kata Ridwan, yang tengah dipikirkan juga saat ini adalah menggunakan hujan buatan. Namun, realisasi hujan buatan masih terkendala minimnya awan. Menurut Ridwan, saat ini BMKG masih menunggu adanya bibit-bibit awan yang sudah siap memindahkan rekayasa cuaca dari Banten ke Sarimukti.
“Tapi kemarin (Kamis) laporan tidak ada awan, mudah-mudahan hari ini ada awan kira-kira begitu,” pungkasnya.
Terkait langkah mitigasi sampah yang menumpuk pasca kebakaran TPA Sarimukti ini, Pemkab setempat mulai membuka zona pembuangan darurat untuk menampung sampah di Bandung Raya. Sampah dilaporkan sudah mulai menumpuk di sejumlah titik di Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung.
Zona darurat yang sudah disiapkan seluas 2,8 hektar itu, saat ini dalam tahap pembukuan akses dan penataan lokasi untuk landasan truk dan alat berat. Adapun lokasinya sengaja dipilih jauh dari lokasi kebakaran.
Zona darurat yang diprediksi baru bisa digunakan pekan depan itu, hanya bisa menampung sampah selama sepekan ke depan dengan jumlah maksimal 150 armada per hari. Karena keterbatasan areal darurat ini maka akan diatur pembagian pengiriman sampah ke TPA darurat ini.
Seperti diketahui, kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, sampai saat ini belum bisa ditangani sepenuhnya. Kepulan asap dan api masih ditemukan di beberapa titik gundukan sampah. Dampak asap menerjang 3.000 kepala keluarga (KK) atau sekitar 12 ribu jiwa di tiga desa yakni Sarimukti, Mandalasari, dan Rajamandalakulon. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto