- Langkah ini dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama.
envira.id, Jakarta—Masyarakat diajak untuk melaksanakan konsep Green Idulfitri. Caranya, jangan menggunakan alas koran saat salat Id.
Meskipun terlihat sebagai tradisi yang sederhana, penggunaan koran memiliki potensi dampak yang cukup besar terhadap lingkungan dan kesehatan, terutama terkait dengan peningkatan jumlah sampah dan polusi udara.
“Penggunaan koran sebagai bahan alas salat telah menjadi sebuah fenomena yang umum terjadi di masyarakat,” kata Dosen Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember yang juga pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika, akhir pekan lalu.
Latifah mengingatkan, penggunaan koran sebagai alas salat Id secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah.
Sebab, sambung dia, begitusalat Id selesai, lapangan atau tempat-tempat yang digunakan selalu dipenuhi sampah-sampah koran bekas yang berserakan.
Padahal, terangnya, koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi yang melibatkan bahan kimia.
“Misalnya saat dibakar, koran melepaskan bahan kimia beracun ke udara, termasuk dioksin yang merupakan polutan organik persisten,” tandas dia.
Dioksin adalah kontaminan kimia beracun (polutan organik persisten) yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang meningkat.
Ia mengingatkan, jika tubuh manusia terpapar dioksin secara terus menerus maka akan berpotensi menyebabkan kanker.
Untuk alasan itulah, Latifah mengenalkan konsep Green Idulftri, yakni gerakan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai dan langsung dibuang.
Misalnya, ia menyarankan untuk menggunakan alas seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya yang lebih ramah lingkungan l.
“Ini dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama,” ujarnya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto