- Perhutanan sosial secara nyata telah memberikan keadilan, kenyamanan dan ketentraman masyarakat.
envira.id, Jakarta—Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, luas Perhutanan Sosial hingga Mei 2023 mencapai 5.522.164,64 hektar. Jumlah itu terbagi ke dalam 8.169 unit keputusan untuk 1.201.939 kepala keluarga.
“Itu mulai dikerjakan sejak tahun 2016,” kata Menteri Siti pada acara Festival Perhutanan Sosial yang berbarengan dengan Musyawarah Nasional Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia AP2SI, Desa Padusan Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (23/5).
Lebih lanjut, ia mengatakan, momentum festival ini harus dapat dijadikan semangat untuk memberikan kontribusi dan komitmen pengentasan kemiskinan, kemajuan sumber daya manusia, serta kelestarian hutan dan lingkungan hidup.
Festival Perhutanan Sosial yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai 23—26 Mei 2023 menjadi ajang memperkuat pengetahuan, praktik, serta memperkuat promosi dan pencapaian perhutanan sosial yang telah dilakukan oleh para pelaku dan pengelola perhutanan sosial.
Menteri Siti mengatakan, Program Perhutanan Sosial masuk menjadi salah satu program strategis nasional. Dan, pada akhir tahun 2025 ia menargetkan Perhutanan Sosial mencapai minimal 70 persen, dari target 12,7 juta ha yang merupakan target ideal yang harus diselesaikan.
Dalam festival ini, katanya, yang terpenting selain memperkenalkan produk-produk perhutanan sosial juga akan di fasilitasi forum seller meet buyer untuk memperkuat jaringan pasar produk perhutanan sosial.
Hal senada disampaikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Ia mengatakan, Kabupaten Mojokerto berkomitmen kuat untuk bisa menciptakan pasar, sehingga produk petani hutan bisa dimanfaatkan secara lebih luas agar keberlanjutan usaha perhutanan sosial dapat terus didorong.
Sedangkan Ketua Umum Badan Pengurus Nasional AP2SI, Roni Usman Kusmana menyebut, perhutanan sosial secara nyata telah memberikan keadilan, kenyamanan dan ketentraman masyarakat.
Festival Perhutanan Sosial yang diadakan di Mojokerto disebutnya merupakan momen yang penting bagi para pengelola perhutanan sosial untuk mengembangkan jaringan dan sebagai forum komunikasi memperkuat perhutanan sosial di tengah beragam kesempatan dan tantangan. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto