Produksi Minim, TPST Sandubaya Perlu Tambah Mesin Cetak Batako dari Limbah

oleh Ahmadi
  • TPST ini setiap hari mengolah 46 ton sampah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.

envira.id, Jakarta—Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya, Kota Mataram, perlu tambahan alat pencetak batako dari limbah plastik untuk memaksimalkan produksi.

“Alasannya, karena volume sampah plastik yang masuk mencapai 30 persen dari volume sampah setiap hari,” kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin (22/7).

Data menyebutkan, volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan di enam kecamatan saat ini tercatat sebanyak 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik dan 30 persen plastik. Sedangkan, sisanya berupa limbah kayu, diaper, kaca, dan sejenisnya.

Sementara, yang terjadi di TPST modern Sandubaya setiap hari mengolah sampah sekitar 46 ton dari dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.

Penambahan mesin pencetak batako itu, katanya, sebagai antisipasi ketika ada kendala seperti kerusakan mesin tersebut.

Ia mengatakan, seperti yang terjadi dua pekan lalu, mesin pencetak batako tidak bisa beroperasi selama satu minggu, karena terjadi kemacetan pada mesin pelelehan plastik. Hal ini terjadi karena ada besi yang ikut masuk ke proses pelelehan sampah plastik.

Namun, lanjut dia, akibat kerusakan mesin tersebut produksi sampah plastik di kotak penampungan limbah plastik dengan kapasitas delapan ton melampaui kapasitasnya.

Atas peristiwa itu, sambung Vidi, ke depan diharapkan ada tambahan untuk mesin pencetak batako dari limbah plastik atau kantong kresek yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis.

Selama ini, dengan dua mesin pencetak yang dimiliki, produksi batako dari limbah plastik mencapai 200 keping per hari.

Jumlah produksi batako dari limbah plastik di TPST modern Sandubaya saat ini sudah mencapai sekitar 6.000 keping dari mulai uji coba pada 3 Juni 2024.

Vidi menegaskan, batako dari limbah sampah plastik ini memiliki kualitas baik dan tidak meleleh ketika terkena api seperti puntung rokok, atau percikan api, sebab plastik sudah mati. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?