Pasca-Penyegelan, Pasar Caringin Akan Kelola Sampahnya Secara Mandiri

oleh Envira ID
  • Sejauh ini problem sampah banyak ditemui di sejumlah pasar di berbagai daerah di Indonesia.
  • Pasar seyogianya memiliki sistem pengolahan sampah sendiri.

envira.id, Bandung-  Manajemen Pasar Induk Caringin, Kota Bandung,  akan mengelola sampahnya secara mandiri, pasca-penyegelan tempat penampungan sementara sampah pasar itu oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam waktu dekat,  pihak pasar akan membangun TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle)  untuk mengolah  sampah sekitar  40 ton per hari.

“Kami akan mengolah sampah dengan teknologi dan teknik fermentasi menjadi kompos dan pakan ternak,” kata Kepala Badan Pengelola Pusat Perdagangan Caringin (BP3C), Asep Syarief Hidayat, kepada envira.id melalui sambungan telepon hari ini.

Asep menutrukan, TPS 3R  akan dibangun di lahan 3000 meter persegi, di belakang  pasar. “Lahan itu milik Pemprov Jabar yang akan kami sewa.  Saat ini tinggal beresin perizinan saja, setelah rapi, kita datangkan teknologi, dan kita siap olah sendiri sampahnya tanpa harus buang lagi ke TPA Cipeucang,” ujarnya.

Sebelumnya, seperti ramai diberitakan media, Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)  menyegel  tempat penampungan sampah pasar induk Caringin, Kota Bandung , Senin, 10 Februari 2025. Penyegelan dilakukan karena sampah di tempat penampungan itu ditimbun dan sebagian dibakar.

Menurut Asep, penimbunan  terpaksa dilakukan karena kuota sampah pasar yang bisa diangut ke TPA Cipeucang berkurang dari 8 rit menjadi 5 rit per hari, sejak TPA itu kebakaran pada Agustus 2024. Dalam hitungan Asep, sebelum terjadi pengurangan kuota, sekitar 60 persen sampah pasar dibuang ke TPA Cipeucang, sisanya dikelola sendiri.

“Karena kuota dikurangi sampah menumpuk, lalu ditimbun dan dipendam. Kalau ada yang dibakar itu sampah kayu bekas peti buah,” katanya.

Kondisi tempat sampah di Pasar Caringin setelah clean up, 21 Januari 2025.

Sebelum akhirnya melakukan penyegelan, menurut Asep, KLH meminta pihak pasar membersihkan sampah yang  ditimbun .“Kita diberi waktu 14 hari pada Januari 2025 untuk clean up. Karena masih ada timbunan sampah, KLH menyegel tempat sampah itu,” kata ujar dia.

Ke depan, manajemen Pasar Induk Caringin  akan mengelola  sampahnya secara mandiri. Sampah pasar yang 90 persennya merupakan sampah organik, akan diolah menggunakan teknologi yang tepat.  “Kita siaga urus sampah. Hari ini saya teken kontrak kerja sama dengan perusahaan penyedia teknologi sampah,” ucap Asep.

Kepala Seksi Kebersihan BP3C, Yudi Aryanto menyatakan, selama ini pengelola Pasar Caringin  bekerja sama dengan DLH Bandung untuk membuang sampahnya ke TPA Cipeucang. “Karena Bandung darurat sampah, Pasar Caringin akan membuktikan mengolah sampahnya secara mandiri,” katanya.

Sejatinya kondisi sejumlah pasar di kota Bandung, mayoritas tidak memiliki pengelolaan sampah sendiri. Pasar-pasar tersebut biasanya menimbun sampahnya di area parkir bahkan di pinggir jalan, untuk kemudian dikirim ke TPA.

Dengan peristiwa penyegelan lokasi penimbunan sampah di Pasar Caringin, diharapkan seluruh pasar memiliki pengelolaan sampahnya secara mandiri.

 

Penulis: Eni Saeni

Envira ID
Author: Envira ID

Envira ID adalah situs web yang menyajikan informasi tentang lingkungan, utamanya masalah persampahan di Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?