- Peran masyarakat sangat penting untuk mengantisipasi luberan sampah di TPAS Sarimukti yang terus saja meningkat.
envira.id, Jakarta—Sampah organik di wilayah Bandung Raya yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Sarimukti harus segera dikurangi. Kondisi ini mendesak dilakukan mengingat TPAS ini diperkirakan akan kelebihan beban pada 2025 mendatang.
“Langkah untuk mengurangi sampah organik itu bisa dilakukan dengan mengusahakan sampah makanan dapat dikelola dengan baik dan tidak dibuang,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suyatman, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan, selama ini setiap rumah tangga sering mengkonsumsi nasi berlebih sehingga tidak sedikit yang akhirnya terbuang sia-sia. Padahal, zaman dulu nasi sisa dapat dijemur dan diolah kembali menjadi makanan.
Karena itulah, Herman memandang perlu dilakukan edukasi ke masyarakat agar dapat mengolah makanan sisa, atau sebisa mungkin untuk mengukur produksi makanannya agar tidak ada yang terbuang.
Menurut dia, peran masyarakat sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi luberan sampah di TPAS Sarimukti. Saat ini, TPPAS Sarimukti menampung sampah dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Kemampuan Sarimukti diperkirakan hanya sampai 2026.
Sementara itu, TPPAS Legok Nangka diprediksi baru dapat beroperasi pada 2028, karenanya pada 2027 menjadi pekerjaan rumah untuk dicari solusinya.
“Masih ada waktu sekarang 2024-2025, dua tahun lebih bagaimana Sarimukti diperpanjang lifetime-nya sampai 2027,” katanya. []
Ikhtiar lain yang dilakukan adalah menggencarkan zero food waste di cekungan Bandung dan tidak ada makanan yang dibuang dari rumah. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto