- Potensi peningkatan karhutla perlu diantisipasi lebih tinggi karena pada tahun 2023 Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan sudah memasuki masa pra-Pemilu.
envira.id, Jakarta — Menko Polhukam Mahfud MD meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan atas potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2023.
“Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019,” ujar Menko Mahfud MD pada Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla), akhir pekan lalu.
Agenda Rakorsus menegaskan kembali agar semua pihak secara intensif, kontinyu dan konsisten melakukan upaya pengendalian karhutla, salah satunya karena tahun 2023 menurut prediksi BMKG iklim akan lebih kering dari tahun 2022.
Mahfud meminta Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah agar dapat bersinergi saling membantu guna mempersiapkan sebaik-baiknya, baik dari kelengkapan sarana prasarana, anggaran, peraturan dan hal-hal terkait lainnya guna antisipasi peningkatan potensi karhutla.
“Segera selesaikan hambatan dan kendala yang dapat mengganggu jalannya penanggulangan karhutla,” kata Menko Polhukam. “Jangan biarkan hal-hal teknis menghambat kinerja kita.”
Menteri LHK Siti Nurbaya di kesempatan sama mengungkapkan, berdasarkan data pemantauan tahun 2023, jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 terdapat 31 titik. Angkanya ini disebutnya naik 29% dari periode yang sama pada tahun lalu.
Catatan BMKG, tegas Menteri Siti, menegaskan bahwa tahun 2023 Indonesia bakal mengalami anomali iklim, dimana curah hujannya menipis, dan cuaca bulan Mei dan Juni akan lebih panas dari biasanya.
Karenanya, ia menegaskan, operasi pencegahan karhutla sudah dimulai awal Maret ini. “Mungkin pada akhir Februari atau awal Maret ini kita akan sudah mulai operasi modifikasi cuaca,” katanya. “Karena Pak Presiden biasanya akan pesan jangan sampai hari lebaran ada asap.”
Soal potensi karhutla di tahun 2023 juga disampaikan Kepala BMKG Dwikorita. Berdasarkan perkiraan yang dibuat lembaganya, musim kemarau yang meningkatkan potensi Karhutla perlu diwaspadai di bulan Februari untuk wilayah Riau, sebagian Jambi, dan sebagian Sumatera Utara, meskipun pada saat yang sama dapat terjadi hujan lebat di wilayah lainnya.
Musim kemarau tersebut diungkapkan sesuai dengan prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada Bulan Oktober tahun lalu bahwa kondisi La Nina makin melemah dan masuk ke netral. Namun kondisi netral ini sangat dekat, hampir berimpit dengan kondisi El Nino lemah.
Kondisi potensi peningkatan karhutla ini juga perlu diantisipasi lebih tinggi karena pada tahun 2023, Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN dan KTT terkait yang direncanakan pada bulan Mei dan September yang diperkirakan merupakan puncak musim kemarau tahun 2023.
Indonesia juga akan memasuki masa pra pemilu yang membutuhkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu kestabilan kamtibmas termasuk dari peningkatan karhutla di daerah. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto