Limbah Industri Makanan Tak Harus Jadi Sampah

oleh Envira ID

Share via
  • Jika dikelola dengan benar, limbah makanan  bisa menghasilkan uang dan berpotensi mengurasi emisi gas rumah kaca. Cek pernelitian terbarunya.

envira.id, Jakarta –Limbah industri makanan ternyata tak selalu harus berakhir di tempat sampah.  Hasil penelitian terbaru yang dirilis Eurekalert! 25 Januari 2023, menyebutkan, sampah industri makanan seperti kulit kentang, dan produk limbah industri makanan lainnya, bisa menghasilkan uang.  Bahkan berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca.

Hasil riset yang juga dipublikasikan secara online pada jurnal Science of the Total Environment itu mengungkap bahwa  limbah industri makanan bisa diproses  menjadi biogas,  listrik hingga bahan kimia dan pupuk organik .

Peneliti senior dalam studi tersebut, Katrina Cornish, menyebut bahwa proses itu dikenal sebagai valorisasi.  “Valorisasi adalah menentukan nilai potensial dari sesuatu yang tidak berharga, karena, misalnya, Anda harus mengeluarkan uang untuk membuangnya,” kata guru besar hortikultura, ilmu tanaman dan makanan, teknik pertanian dan biologi di The Ohio State University itu.

Cornish menulis bahwa penelitian ini juga menerapkan model dasar untuk produsen makanan yang punya banyak pertanyaan. Misalnya  ‘Apa yang bisa saya lakukan dengan benda ini?’

“Kami membuat model bagan alur yang memandu para produsen berbuat sesuatu yang berguna. Yaitu  dengan mencegah mereka membuang waktu secara sia-sia,” kata Cornish yang juga dikenal sebagai Cendekiawan Riset Bahan Bio-Emergent Ohio.

Sekitar dua persen dari 80 miliar pon limbah makanan dibuang setiap tahun di Amerika Serikat. Dalam penelitian ini, para peneliti mengumpulkan total 46 sampel limbah,  antara lain dari 14 perusahaan pengolahan makanan besar di Ohio. Mereka membagi sampel  menjadi empat kategori besar: sayuran, bahan kaya lemak, lumpur industri, dan tepung.

Para peneliti kemudian mengarakterisasi sifat fisik dan kimia dari  sampel tersebut. Selanjutnya mereka  menguji beberapa limbah bertepung  yang terpilih untuk difermentasi ke dalam platform aseton kimia. Tujuannya menemukan yang terbaik untuk potensi daur ulangnya.

Misalnya, limbah lemak dan limbah berbasis mineral dapat dicerna secara anaerob untuk menghasilkan biogas.  Sementara limbah kedelai memiliki kepadatan energi yang cukup untuk digunakan dalam produksi biodiesel.

Sementara limbah sayuran berkalori rendah tidak cocok untuk produksi energi. Tetapi, bisa menjadi  sumber organik yang memiliki zat kimia flavonoid, antioksidan, dan pigmen berlimpah. Limbah sayuran dapat diekstraksi dan digunakan dalam senyawa yang meningkatkan kesehatan.

Di laboratoriumnya, Cornish juga mengembangkan metode mengubah kulit telur dan kulit tomat menjadi bahan pengisi dalam produk karet.  Cara ini, sebagian bisa menggantikan karbon hitam berbasis minyak bumi pada ban.

“Kami menyelaraskan pekerjaan ini dengan tujuan Badan Perlindungan Lingkungan untuk mengurangi 50 persen kehilangan dan pemborosan makanan pada tahun 2030,” kata peneliti lainnya, Beenish Saba.

“Jadi, bagaimana cara sampah ini? Valorisasi adalah salah satu metode yang bisa diterapkan,” tambah postdoctoral di bidang teknik pangan, pertanian, dan biologi di Ohio State University itu.

Para peneliti menyebut apa yang mereka lakukan merupakan titik awal. Mereka menyadari, idealnya penelitian ini menawarkan insentif bagi produsen makanan untuk mempertimbangkan kemungkinan membuat sesuatu dari limbahnya,  yang saat ini diperlakukan sebagai sampah.

“Harapannya, para produsen makanan akan melihat pendekatan mana yang paling menguntungkan untuk menangani limbahnya ,” kata Cornish.

Ia juga mengingatkan setiap sampah mempengaruhi pemanasan global, karena berdampak langsung pada emisi dan ekosistem.

“Jika Anda berhasil mengubah limbah menjadi sesuatu yang bernilai, dan dapat mencegahnya masuk ke tempat pembuangan sampah,  Anda sudah melakukan hal positif untuk perusahaan dan lingkungan,” tambah Cornish.

Penulis: Susandijani

Foto: Shutterstock.com

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Send this to a friend