- Konsumen bisa membawa wadah sendiri atau membeli kemasan di lokasi mesin isi ulang.
Envira.id, Jakarta – Nestlé Indonesia kembali melakukan studi pasar kemasan isi ulang. Kali ini Nestle menggandeng Qyos, startup berbasis digital yang menyediakan stasiun refill otomatis untuk produk rumah tangga.
Dimulai pada 15 Maret 2023, produk yang tersedia dalam studi pasar ini yakni Milo dengan varian gramasi 100 g sampai 1 kg dan Koko Krunch dengan varian gramasi 50 g sampai 350 g. Mesin isi ulang Nestlé – Qyos akan ditempatkan di sejumlah lokasi ritel, diantaranya di Naga Swalayan Simatupang, Jakarta Selatan, dan Farmers Market Summarecon Mall Serpong, Tangerang.
Studi pasar ini akan berlangsung selama empat sampai enam bulan. “Kami sedang dalam perjalanan mencapai net zero emission dengan melampaui keberlanjutan, untuk membantu melindungi, memperbaiki, dan memperbaharui bumi untuk generasi mendatang. Sebagai bagian dari perjalanan ini, Nestlé melakukan pengembangan kemasan berkelanjutan dengan meluncurkan studi pasar isi ulang yang kedua,” ujar Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid.
Samer berharap teknologi mesin isi ulang Nestlé – Qyos dapat mendukung pemerintah untuk mendorong masyarakat dalam mengurangi penggunaan kemasan .
Dalam beberapa tahun terakhir Nestlé terus mengembangkan inovasi pengemasan, meminimalisir penggunaan plastik, dan mendorong praktik daur ulang. Salah satunya, Nestlé bekerja sama dengan Qyos. Hal itu tak urung mendapat acungan jempol dari Pemerintah.
“Kami mengapresiasi komitmen Nestlé Indonesia dalam mewujudkan pengembangan kemasan yang berkelanjutan untuk mendukung upaya pemerintah melalui kolaborasi bersama Qyos dengan menghadirkan teknologi mesin isi ulang produk,” kata Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarina Soemiarno.
Qyos, mitra Netsle dalam studi pasar ini, adalah bagian dari venture-builder Enviu Indonesia. ”Kami sangat senang dapat menjadi bagian yang mendukung program kolaborasi antara Qyos dengan Nestlé. Kami berharap kolaborasi ini dapat secara signifikan mendukung pengurangan sampah plastik dari hulu,” ujar Kepala Program, Enviu Indonesia, Eline Leising.
Mesin isi ulang Nestlé – Qyos dapat menjadi alternatif bagi konsumen untuk membeli Milo dan Koko Krunch. Konsumen dapat membawa wadah makanan sendiri yang kedap udara, bersih, kering, tidak berbau, dan tidak pernah digunakan sebagai kemasan non makanan dan minuman, atau dapat membeli wadah makanan yang tersedia di lokasi.
“Program kolaborasi ini merupakan kesempatan bagi kami untuk menjajaki rantai pasokan sirkular yang didukung oleh solusi teknologi kemasan isi ulang untuk makanan dan minuman.
Ini juga merupakan pengalaman belajar yang menarik bagi kami untuk memahami kebutuhan dan konteks tepat guna yang dibutuhkan pasar Indonesia, untuk mencegah sampah plastik melalui teknologi isi ulang,” kata Direktur Sustainability PT Nestlé Indonesia, Prawitya Soemadijo.
Sebelumnya, pada 2021 Nestlé juga telah melakukan studi pasar kemasan isi ulang dengan menggandeng Siklus Indonesia dalam pendistribusian produk di daerah perumahan. Pada studi yang pertama itu, konsumen juga dapat memesan Milo, Dancow dan Koko Krunch melalui aplikasi.
Penulis: Bara Pahlawan