- Pendangkalan sungai dan kebiasaan warga membuang sampah sembarangan berkontribusi pada terjadinya bencana banjir.
envira,id, Sukabumi – Lagi – lagi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun ke sungai untuk membersihkan sampah. Sabtu, 8 Maret 2025, mantan Bupati Purwakarta itu nyemplung ke Sungai Cipalabuhan, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar.
Sebelumnya pada 6 Maret 2025, hujan deras mengguyur Kabupaten Sukabumi menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Lima orang dilaporkan meninggal dunia dan empat orang lainnya masih dalam pencarian.
Data BNPB menunjukkan, sebanyak 12 desa di 9 kecamatan terdampak banjir dan 30 desa di 22 kecamatan terdampak tanah longsor. Warga yang terdampak banjir dan longsor mencapai 4.500 orang.
Bencana itu menyebabkan sebanyak 150 unit rumah rusak ringan, 110 unit rumah rusak sedang dan 95 unit rumah rusak berat. Selain itu 3 unit jembatan rusak sedang, 3 unit jembatan rusak berat, RB, 1 sarana kesehatan rusak sedang.
Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi, dalam kunjungannya ke lokasi bencana tampak sedih dan kecewa melihat sampah yang menumpuk di bawah jembatan yang melintang di atas Sungai Cipalabuhan, Palabuhanratu.
Ia pun langsung turun ke sungai membersihkan sampah yang “menyumbat” kolong jembatan tersebut. Aneka jenis sampah mulai dari plastik dan ranting pohon dan potongan kayu tersangkut di jembatan tersebut dan menyebabkan air sungai meluap.
Sejumlah warga dan berapa anggota TNI dan polisi mengikuti aksi kang Dedi. Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jabar, Dikky Achmad Sidik Bupati Sukabumi, Asep Japar, juga ikut turun ke sungai.
Kang Dedi, yang mengenakan kemeja dan celana hitam , bahkan sampai masuk ke bagian bawah jembatan, menarik potongan-potongan kayu. Ia mengatakan, beberapa penyebab banjir antara lain terjadinya pendangkalan Sungai. Selain itu, jembatan yang “lurus” diatas kali membuat arus air terhambat dan menyebabkan sampah tersangkut. “Jembatannya lurus, nanti jembatannya dibongkar dibuat melengkung, nanti saya bangun jembatannya,” katanya.
Penyebab banjir lainnya yakni masyarakat yang membuang sampah sembarangan, termasuk membuang ke kali dan pembabatan hutan di kawasan atas . “Warganya jorok buang sampah ke sungai,” tambah kang Dedi
Sebelumnya, pada 3 Maret 2025, Gubernur Dedi juga turun ke kali dan membersihkan sampah bersama warga saat meninjau pengerukan sampah di Sungai Citarum.
Ketika itu Kang Dedi penasaran sampah yang menumpuk di kali itu berasal dari mana saja. Ia lalu diantar warga ke pemukiman padat penduduk. Di situ kang Dedi mendapati sejumlah bangunan yang menjorok ke kali. Dia pun geram dan meminta semua bangunan yang “menganggu” Sungai dibongkar.
Dedi juga kecewa melihat banyak sampah yang tersangkut di pilar bangunan yang menjorok ke sungai. Ia pun lalu turun ke kali membersihkan sampah, diikuti warga setempat.
Penulis: Eni Saeni