- Perbaikan kualitas udara penting untuk melindungi anak-anak, orang lanjut usia, dan kaum rentan lainnya.
envira.id, Jakarta—Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, udara yang dihirup setiap hari merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan kualitas hidup manusia. Karenannya, harus menjadi perhatian semua pihak.
Fokus terhadap isu itu, sambung Dante, sangat penting karena polusi udara menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan penduduk Bumi. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan setidaknya terdapat tujuh juta kematian dini setiap tahun akibat paparan udara yang tercemar.
“Polusi udara menjadi masalah kesehatan yang hingga hari ini masih dihadapi banyak warga Indonesia, baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan,” kata Dante di forum International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut data BPJS Kesehatan, pada 2023 saja, penyakit pernapasan masuk ke dalam 10 besar biaya pengobatan tertinggi yang dikeluarkan oleh badan ini. Biaya itu yang mencakup rawat jalan dan inap.
Secara rinci, dalam kategori rawat jalan penyakit pernapasan terdapat 1,1 juta kasus dengan total pembiayaan Rp431 miliar, sementara rawat inap mencapai Rp13,3 triliun untuk 1,7 juta kasus.
Data BPJS Kesehatan juga memperlihatkan, jumlah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mengalami tren kenaikan. Data rawat jalan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas dan klinik tercatat 3,5 juta orang menderita ISPA atau 10,4 persen meningkat dibandingkan 2022.
Karena itulah, Dante menekankan perlunya memperbaiki kualitas udara di Indonesia sehingga bisa berdampak pada perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama untuk kesehatan. Perbaikan kualitas udara penting untuk melindungi anak-anak, orang lanjut usia, dan kaum rentan lainnya.
“Mereka berhak mendapatkan kepastian bahwa udara yang dihirup tidak tercemar polutan yang membahayakan kesehatan,” tegas Dante.
Kemenkes, sambung Dante, telah mengintegrasikan data kualitas udara yang dimiliki oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di aplikasi Satu Sehat milik yang bisa diakses secara aktual.
Integrasi data itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko beraktivitas di luar ruangan ketika kualitas udara sedang buruk. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto