- IKN mengusung konsep kota netral karbon (net zero emission city) pada 2045, seperti tertuang pada roadmap pengembangan kota.
envira.id, Jakarta—Pemerintah telah menetapkan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kawasan hijau dengan menekan emisi gas CO2. Komitmen pemerintah ini mendapat dukungan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) yang melakukan restorasi dan penghijauan.
Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk penanaman sebanyak 1.600 bibit pohon di eks tambang kawasan IKN seluas 11 hektare (ha). Penanaman bibit pohon dilakukan di kawasan Sungai Seluang, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tercatat sebanyak 10 juta pohon ditargetkan Pupuk Kaltim bisa terealisasi hingga 2030 dengan persebaran di seluruh wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Lingkungan dan SDA Otorita IKN Myrna Asnawati Safitri mengatakan, restorasi dan penghijauan sesuai dengan kerangka pembangunan IKN, yakni program penghijauan dan nonemisi menjadi prioritas di seluruh kawasan otorita.
“Termasuk area pengembangan seperti halnya di Sungai Seluang, yang sebelumnya merupakan lahan bekas tambang dapat kembali dipulihkan dan berdaya guna,” katanya Selasa (7/5).
Myrna menambahkan, IKN mengusung konsep kota netral karbon (net zero emission city) pada 2045, seperti tertuang pada roadmap pengembangan dengan memerhatikan Forest and Other Land Uses (FOLU) dan pertanian, sebagai sektor penting untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Dua sektor itu pun, tambah dia, ditargetkan mampu berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi dan ketahanan iklim.
Yang jelas, sambungnya, untuk sektor FOLU, OIKN berfokus pada pemulihan area rusak dan terdegradasi di kawasan lindung IKN. Luasan kawasan ini mencapai 65 persen dari total lahan yang ada. Serta, area Sungai Seluang yang ditargetkan menjadi kawasan lindung untuk diubah menjadi hutan tropis.
Menurut Myrna, seluruh kawasan lindung dan hutan tropis akan ditanam bertahap dengan tumbuhan endemik hutan Kalimantan, sesuai karakteristik lahan agar mampu menopang struktur tanah dan kembali produktif. Begitu pula pada sektor agriculture, dengan mentransformasikan pertanian konvensional menjadi lebih regeneratif, agar mampu memulihkan kawasan.
“Jadi penggunaan pupuk organik dan sejenisnya akan menjadi pilihan kebijakan bagi Otorita, karena sekitar 10 persen dari wilayah IKN ini akan dialokasikan menjadi sentra produksi pangan. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto