- Target FOLU Net Sink 2030 lebih dari sekadar janji di atas kertas. Indonesia secara konsisten telah menunjukkannya melalui tindakan nyata.
envira.id, Jakarta—Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK), Siti Nurbaya, berharap Indonesia mempertahankan kendali dan memainkan peran yang menentukan dalam mencapai tujuan peningkatan Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Harapan ini disampaikan dalam Conference of the Parties (COP) 28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (30/11).
“Pada COP28, prioritas kita adalah untuk menyoroti hasil utama dari aksi-aksi iklim yang kita lakukan, terutama dalam memastikan target-target iklim FOLU Net Sink 2030 Indonesia tetap berjalan sesuai rencana,” jelasnya.
Indonesia, tegas dia, telah menciptakan sejumlah langkah dan kebijakan monumental seperti Rencana Operasional Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, yang merupakan hasil diskusi pada COP26 di Glasgow dua tahun lalu.
Menteri Siti mengatakan, FOLU Net Sink 2030 yang diluncurkan pada COP26, merupakan komitmen dan implementasi iklim dengan dasar hukum yang kuat.
Regulasi tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 lalu.
“Target FOLU Net Sink 2030 ini lebih dari sekadar janji yang dibuat di atas kertas. Kita secara konsisten telah menunjukkannya melalui tindakan nyata di lapangan,” imbuh Siti Nurbaya.
Dia juga mengungkapkan, keberhasilan Indonesia mengurangi deforestasi lebih banyak dibandingkan negara lain dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah akan tetap teguh dalam memastikan sektor FOLU berkontribusi terhadap pengurangan emisi Indonesia hingga 60 persen.
Terlebih, pada tahun ini Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam bidang pengendalian perubahan iklim. Salah satunya, hanya 16 persen dari total kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang disebabkan oleh kebakaran gambut serta tidak menimbulkan kabut asap lintas batas negara.
Pencapaian-pencapaian, tegas Menteri Siti, tidak terjadi secara autopilot, namun merupakan hasil tindakan nyata terhadap perubahan iklim di lapangan, termasuk keberhasilan dalam menghindari kebakaran besar selama pandemi global COVID-19.
Penulis: Ahmadi Supriyanto