- Indonesia perlu menyuarakan pentingnya WWF Bali karena air merupakan kepentingan seluruh umat manusia.
envira.id, Jakarta—Indonesia mendorong enam isu pada World Water Forum ke-10 di Bali. Enam topik utama ini berkaitan erat dengan tema even akbar lingkungan pada 18—24 Mei 2024 mendatang, yakni adalah Water for Shared Prosperity atau bagaimana mengelola air sebagai sumber kesejahteraan bersama.
Keenam isu itu adalah Water Quality Assessment and Ekosistem Health, Water Quality Improvement, Public Health, Protection of Fresh Water, Ground Water and Marine Ecosystem, Source Control (Point & Diffuse Source Pollution), dan Ecohydrological Nature-Based Solutions (EH-NBS).
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPKL KLHK) Sigit Reliantoro mengatakan, Water Quality Assessment and Ecosystem Health berkaitan dengan bagaimana sebaiknya kualitas air tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia
“Ini akan lebih berbicara mengenai sistem monitoring berbicara mengenai bagaimana kita bisa bertukar menukar data untuk memperkuat upaya kita mengendalikan kualitas air,” katanya pada keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/2).
Sementara, Water Quality Improvement adalah bagaimana upaya semua pemerintah yang ada di seluruh dunia untuk memperbaiki kualitas lingkungan kualitas air. Kemudian Public Health berkaitan dengan bagaimana mengendalikan dari sumber-sumber pencemaran.
Topik keempat Protection of Fresh Water, Ground Water and Marine Ecosystem berkaitan dengan perlindungan sumber air yang telah dilakukan oleh KLHK melalui Direktorat PPA, yaitu dengan melakukan pemulihan danau, perlindungan mata air, program kali bersih, dan pembangunan ekoriparian.
Topik kelima, yakni Source Control (Point & Diffuse Source Pollution) akan membahas penggunakan SPARING (Sistem Pemantauan Air Limbah Dalam Jaringan).
“SPARING adalah sistem pemantauan secara otomatis, terus menerus, dan dalam jaringan, yang digunakan untuk memantau, mencatat, dan melaporkan kegiatan pengukuran suatu parameter dan atau laju aliran pembuangan air limbah ke media air,” terang Sigit.
Sedangkan topik keenam, Ecohydrological Nature-Based Solutions (EH-NBS) akan membahas ekoriparian sebagai salah satu Nature Based Solutions.
Ekoriparian merupakan fasilitas pengendalian pencemaran sesuai dengan sumber pencemar yang ada serta fasilitas lingkungan lainnya yang tidak mengganggu ekosistem yang ada dan menjadi tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat.
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong mengatakan, perhelatan World Water Forum ke-10 2024 perlu didukung maksimal karena menyangkut kepentingan seluruh umat manusia.
“Kita perlu menyuarakan pentingnya acara ini karena air itu merupakan kepentingan seluruh umat manusia,” tuturnya. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto