HPSN Jadi Momen Pengendalian Perubahan Iklim

oleh Ahmadi
  • Paradigma terhadap pengelolaan sampah saat ini menunjukkan perbaikan. Pendekatan ekonomi linier dalam pengelolaan sampah dengan ciri khas kumpul, angkut dan buang ke TPA kini telah digantikan dengan ekonomi sirkular

envira, Jakarta—Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berharap Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari dapat menjadi salah satu upaya dalam pengendalian perubahan iklim di Indonesia melalui sektor limbah.

HPSN harus menjadi momentum bagi pengelolaan sampah secara berkelanjutan sekaligus memberikan dampak positif terhadap kontribusi upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Terlebih, pengelolaan sampah kini mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.

Waste to resource (sampah menjadi sumber daya) melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Dirjen PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, dalam keteranganya.

Vivien juga berharap, HPSN 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission. Menurutnya, HPSN yang diperingati setiap 21 Februari merupakan sebuah konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah. “Bukan hanya fokus ke pengelolaan sampah terintegrasi saja,” kata dia. “Namun dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global yaitu pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah.”

Ia mengatakan, semenjak lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah menunjukkan perubahan baik. Pendekatan ekonomi linier dalam pengelolaan sampah dengan ciri khas kumpul, angkut dan buang ke TPA kini telah digantikan dengan ekonomi sirkular yang memegang prinsip regenerate natural sistem, design out of waste, dan keep product and material in use melalui strategi elimination, reuse, dan material circulation.

“Menjalankan prinsip dan langkah-langkah baik dimaksud, merupakan perwujudan dan praktik terbaik dalam menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi,” kata Dirjen PSLB3 itu. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?