- Pemerintah mengklaim terus bergerak nyata mengupayakan perlindungan bagi keanekaragaman hayati.
envira.id, Jakarta—Setiap tanggal 22 Mei, masyarakat internasional memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Dunia. Indonesia menyabutnya dengan komitmen untuk terus memimpin dengan memberi contoh (leading by example). Di sisi lain, masyarakat diajak untuk mengambil tindakan, meski kecil, dapat memberikan dampak sangat besar bagi kelestarian lingkungan.
Untuk memperkuat komitmen itu, tegas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam keteranganya, Senin (22/5), pemerintah bergerak nyata mengupayakan perlindungan keanekaragaman hayati yang dilakukan sepanjang tahun 2022.
Upaya itu, seperti disebutkan Menteri Siti antara lain melepasliarkan 135.438 individu satwa kembali ke habitatnya. Selain itu, kelahiran satwa sebanyak 105.604 individu, termasuk spesies prioritas (flagship species) yang menjadi prioritas dalam upaya konservasi.
Pemerintah, lanjut Menteri LHK, bersama para pihak melakukan upaya pemulihan ekosistem seluas 72.114,45 Ha. Langkah ini telah memberikan berdampak pada peningkatan kualitas habitat satwa liar.
Bahkan, jauh sebelumnya, sejak tahun 2017, Pemerintah mencanangkan gerakan menanam 25 pohon selama hidup per orang. Penambahan kawasan konservasi juga dilakukan dengan menetapkan kawasan Moyo Satonda sebagai Taman Nasional pada tahun 2022.
“Ini menunjukkan keseriusan dan komitmen pemerintah Indonesia dalam hal ini KLHK dalam perlindungan keanekaragaman hayati,” ujar Menteri Siti.
Upaya lain yang dilakukan adalah konservasi ex-situ dalam bentuk penangkaran Jalak Bali yang telah berhasil mendukung peningkatan populasi di habitat alaminya (dari hasil restocking). Kemudian, pengembangan wisata alam yang tetap mempertahankan home range satwa liar.
KLHK, papar Menteri Siti, juga melakukan inventarisasi dan verifikasi keanekaragaman hayati untuk mengetahui potensi dalam perencanaan konservasi ke depannya. “Selain itu, KLHK menerapkan pemanfaatan teknologi terkini seperti Artificial Reproductive Technology (ART) untuk mendukung upaya konservasi satwa dilindungi,” terang dia.
Yang jelas, katanya, upaya melestarikan keanekaragaman hayati ini tidak terlepas dari tantangan di tengah tingginya pertumbuhan pembangunan ekonomi.
Karenanya, ia menekankan, pembangunan dalam keselarasan dengan alam merupakan hal yang sangat diperlukan untuk melindungi modal alam (natural capital) yang sangat berharga bagi bangsa.
Terkait hal itu, Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan. Inpres ini menunjukkan komitmen Pemerintah untuk melindungi habitat tumbuhan dan satwa liar dan mempertahankan fungsi di dalamnya.
Menteri Siti mengingatkan, tema Hari Keanekaragaman tahun ini adalah “From Agreement to Action: Build Back Biodiversity”. Tema ini merujuk pada COP 15 Konvensi Keanekaragaman Hayati, yang telah disepakati Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework.
Kerangka kerja tersebut memiliki 23 target global berorientasi aksi khususnya untuk aksi mendesak selama dekade hingga 2030. Aksi yang ditetapkan dalam setiap target perlu dimulai segera dan diselesaikan pada 2030.
“Mari kita bergandengan tangan dan bertindak sekarang untuk melindungi keanekaragaman hayati kita. Setiap tindakan kecil yang kita ambil dapat memiliki dampak besar dalam melestarikan lingkungan, ” tutup Menteri Siti. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto