- Hutan Indonesia perlu terus dikelola secara berkelanjutan demi pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
envira.id, Jakarta—Finlandia memperkenalkan pengalaman dan teknologinya dalam mengelola hutan, yang diharapkan dapat dikerjasamakan dengan pemerintah untuk mendukung pengelolaan hutan lestari di Indonesia.
Penjelasan mengenai hutan lestari di Finlandia itu disampaikan oleh Menteri Urusan Ekonomi Finlandia, Wille-Werner Rydman kepada Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta, Rabu (31/1).
Kedatangan Menteri Wille-Werner Rydman didampingi oleh Duta besar Finlandia untuk Indonesia, Director General of Sustainable Forest Management, Director General of Climate Change, Advisor to the Minister on Energy, Director of International Cooperation, serta perwakilan dari perusahaan Nokia.
Menteri Siti mengatakan, Pemerintah Indonesia memiliki program Indonesia FOLU Net Sink 2030. Program ini sebagai upaya Indonesia mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan yang akan mendukung upaya global dalam mengendalikan perubahan iklim bersamaan dengan upaya mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Kami bertekad untuk bekerja untuk menjadi teladan dalam mendukung pencapaian komitmen iklim global,” ujar Menteri Siti.
Menteri Siti mengakui, Finlandia merupakan salah satu negara yang berhasil mengelola hutan dengan baik dan menguntungkan, baik secara ekonomi maupun ekologi. Karena itu, sewajarnya jika Indonesia belajar pengelolaan hutan dari Finlandia.
Namun begitu, Menteri LHK mengakui, dalam menerapkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia ada beberapa kendala yang ditemui, seperti ancaman deforestasi ilegal maupun kebakaran hutan. Di sisi lain, hutan Indonesia pun perlu terus dikelola secara berkelanjutan demi pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Menteri Wille-Werner Rydman menyebut, banyak metode yang bisa dikembangkan atas permasalahan-permasalahan pengelolaan sektor kehutanan yang ada di Indonesia.
Dikatakan, Indonesia-Finlandia mempunyai tradisi untuk kerja sama dengan Indonesia. Dengan pengalaman masing-masing, ia berkeyakinan kerja sama yang melibatkan stakeholder sektor kehutanan kedua negara, maka akan banyak manfaat yang dapat didapat.[]
Penulis: Ahmadi Supriyanto